3 Alasan Psikologis di Balik Perempuan yang Anoreksia

3 Alasan Psikologis di Balik Perempuan yang Anoreksia
iStock

Apa kamu punya teman yang menderita gangguan anoreksia? Mungkin ini penyebabnya…

Beberapa perempuan mengalami gangguan makan baik terlalu banyak hingga obesitas maupun cenderung sedikit makan sampai mengalami anoreksia. Gangguan makan merupakan kondisi kesehatan serius yang ditandai oleh kebiasaan makan tidak teratur.

Ini berbahaya buat tubuhmu dan berdampak pada kesehatan, emosi, bahkan caramu menjalani hidup. Yang perlu kamu tahu, ada tiga bentuk gangguan makan paling umum:

  • Anorexia Nervosa

Orang yang berjuang melawan gangguan ini memiliki ketakutan kuat akan berat badan bertambah. Jika kamu merasa makan sangat sedikit dan menjadi sangat kurus mungkin kamu mengalami anoreksia. 

  • Bulimia Nervosa

Bulimia yang mengancam jiwa ini ditandai dengan tanda makan berlebihan lalu ‘pembersihan’. Setelah mengonsumsi sejumlah besar makanan (biasanya tidak sehat), penderita bulimia akan berjuang mencoba mengeluarkan makanan dengan cara memuntahkannys atau menggunakan obat pencahar untuk mengekang rasa bersalah dan malu mereka.

  • Binge

Orang yang menderita gangguan ini biasanya suka mengonsumsi banyak makanan tidak sehat dan terus makan bahkan jika mereka merasa tidak nyaman. 

Mungkin sangat sulit untuk memahami seseorang yang berjuang melawan gangguan makan setiap hari. Apa kamu punya teman atau kerabat dekat yang mengalami hal tersebut? Apa ya kira-kira alasannya? Berikut tiga alasan psikologis di balik timbulnya gangguan makan yang sering dialami perempuan. 

1. Berusaha Mengendalikan Hidup

Ketika seseorang mengalami gangguan makan, itu mungkin cara untuk melakukan kontrol dalam hidupnya. Mungkin dia mengalami masalah keluarga yang berat atau hubungan bermasalah sehingga hidup menjadi kacau. Kemudian ia mencoba mengendalikan aspek tertentu dari hidupnya sebagai pengalihan. Ini adalah ilusi berbahaya dari memiliki kendali atas apa yang ingin kamu makan dan apa yang ingin kamu tolak.

2. Berusaha Menjadi Sempurna

Ada garis tipis antara mencoba melakukan segalanya dengan sempurna dengan menahan dirimu pada standar yang sangat tinggi. Ketika garis menjadi buram, penderita gangguan makan mulai menghukum diri mereka sendiri karena gagal memenuhi standar tersebut. Ini menjadi alasan mengapa banyak orang menderita kelainan makan karena demi menjadi perfeksionis.

Alih-alih menjadi perfeksionis, mereka mencoba melakukan diet yang benar demi mendorong diri mereka sendiri untuk mencapai standar tinggi yang tidak realistis. Padahal standar itu mereka tetapkan untuk diri sendiri.

3. Mencoba mengalihkan perhatianmu

Saat orang melawan ketidakberdayaan, merasa sendirian, dan tidak layak, salah satu cara mereka menghadapi emosi ini dengan terobsesi pada makanan. Orang-orang yang mengalami gangguan makan mungkin berpikir bahwa mengalihkan pikiran ke makanan dan berat badan bisa menjadi cara menekan emosi yang sedang dirasakan.

Pada akhirnya, semua faktor ini mengarah pada satu fakta tunggal - perasaan tidak layak dan tidak dicintai. Hal tersebut bisa berubah menjadi sangat buruk dalam bentuk beberapa kelainan makan. Di satu sisi, gangguan-gangguan ini memberi kita ilusi memiliki kendali atas rasa bersalah, rasa malu, atau bahkan hilangnya kekuasaan secara bertahap dalam hidup sendiri.

Lalu apa yang bisa kamu lakukan?

Kita perlu mempraktekkan cinta diri sendiri, bersikap baik, dan empatik terhadap diri sendiri. Banyak hal di sekitar didorong oleh cara kita memandang dan menilai diri sendiri. Sangat penting untuk membungkam suara-suara di kepala yang memberi tahu diri sendiri bahwa kita tidak pantas.

Selanjutnya: lima kejadian memalukan yang pernah dialami semua perempuan. Kamu juga pernah ya?