5 Metode Menidurkan Anak yang Benar-Benar Efektif

5 Metode Menidurkan Anak yang Benar-Benar Efektif
ISTOCK

Anak tidur tenang, orangtua senang.

Sudah berapa banyak rambutmu yang rontok karena kamu menjambaknya setiap malam saat hendak menidurkan si kecil? Frustrasi dan ingin menangis karena kamu sendiri pun capek dan ingin tidur, tapi tidak ada tanda-tanda si bayi tersayang akan tidur. Setiap kali sepertinya "sudah pulas", tapi ajaibnya begitu dibaringkan matanya langsung terbuka... dan menangis. Seperti ada tangan usil dan tidak kasat mata yang baru mencubit atau menyuruhnya bangun. 

Untuk yang belum tahu, ternyata ada pelatihan tidur yang membantu anak belajar tidur dengan mandiri. Dan, metodenya ada bermacam-macam. "Hal ini seperti membicarakan politik," kata TJ Gold, MD seorang pediatrik di Tribeca Pediatrics di New York. "Tapi tidak ada satu cara yang paling benar untuk menidurkan anak. Ada banyak cara yang berbeda." Artinya, jika satu metode tidak berhasil (atau kamu tidak terlalu setuju), coba cara lain. Dan kapan memulai pelatihan tidur ini? Idealnya adalah ketika mereka berusia 4 sampai 6 bulan karena pada periode itulah mereka mampu menenangkan diri mereka sendiri saat terbangun. Berikut lima metode yang bisa kamu pilih dan coba malam ini, dan malam besoknya, sampai si kecil terlelap tanpa harus membuatmu menjambak rambutmu sampai botak. Dan jika tidak ada satupun yang membuahkan hasil, segera konsultasikan dengan dokter anak langgananmu. 

1. METODE KURSI

Biasa juga disebut dengan Sleep Lady Shuffle. Polanya seperti ini: ibu dan anak bersiap tidur sesuai dengan waktu rutin setiap malam; tanpa melakukan apapun, duduklah di samping tempat tidurnya dan tunggu sampai bayimu mengantuk dan memejamkan mata. Setiap malam, pelan-pelan jauhkan kursi—semakin jauh dan semakin jauh setiap harinya. Beberapa orangtua sukses mempraktekkan hal ini. "Setelah menyelesaikan semua rutin malam—bermain, makan malam, bersih-bersih, berdoa, mendongeng—saya menidurkan anak saya dan duduk di sampingnya, tanpa menyentuh atau berbicara kepadanya. Lalu selama beberapa minggu ke depan, saya menjauhkan kursi semakin jauh secara progresif dari tempat tidurnya sampai akhirnya saya duduk di luar kamarnya dengan pintu yang tertutup." 

2. TEKNIK BANGUN-DAN-TIDUR

Seorang pediatrik dan penulis buku The Happiest Baby on the Block, Dr. Harvey Karp, menyarankan untuk melakukan semua rutinitas bayi sebelum menidurkannya dengan teknik ini. Begini caranya: "Ketika kamu memiliki seorang bayi kecil, tidak apa-apa untuk mengayun-ayun mereka sampai tidur atau menyusui sampai tidur.... Akan tetapi, mereka akan menjadi tergantung dengan hal tersebut. Yang [perlu] kamu lakukan adalah memberi makan bayimu, membedungnya, nyalakan white noise, lalu ayun bayi sampai tidur. Kemudian letakkan si bayi di tempat tidurnya dan bangunkan mereka—gelitik kakinya atau sesuatu yang membuat mereka terbangun sedikit. [Pada dasarnya] mereka sedang mengantuk, sedikit kekenyangan susu... sehingga mereka akan kembali tidur dalam waktu lima sampai 10 detik. Palingan, kamu hanya menggoyang-goyangnya sebentar agar mereka kembali tidur. Dalam waktu 10 detik tersebut, mereka akan belajar bagaimana kembali tidur saat terbangun tengah malam, tanpa pertolonganmu." Untuk white noise, yakni suara menenangkan seperti suara air mengalir atau kipas angin, disarankan untuk tidak melebihi 60 desibel karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi, alatnya diletakkan sejauh mungkin dari tempat tidurnya dan dimatikan ketika bayi sudah tidur. 

3. METODE BIARKAN MENANGIS

Alias cry-it-out (CIO) atau "extinction". Seperti namanya, pada dasarnya metode ini adalah saat anakmu terbangun, biarkan dia menenangkan dirinya sendiri sampai tertidur lagi bahkan ketika air matanya keluar. Meski beberapa ahli tidak setuju dengan cara ini dan berargumen akan membuat anak merasa tidak tenang saat jam tidur, para pendukungnya percaya bahwa metode ini mengajarkan anak untuk tidak terlalu tergantung pada orangtua (dan aman, sepanjang tetap dicek oleh ayah/ ibu). Sebuah studi pada tahun 2016 menemukan bahwa untuk jangka panjang, CIO adalah cara yang paling tidak membuat anak stres. Dengan teknik ini dipercaya bayi akan lebih cepat tidur, lebih lama terlelap, jarang terbangun dan memiliki level stres lebih rendah dibandingkan bayi lain setelah tiga bulan dan satu tahun.

4. METODE FERBER

Banyak orang seringkali menyamakan metode ini dengan CIO. Akan tetapi sebenarnya teknik yang dipopulerkan oleh seorang pediatrik bernama Richard Ferber, MD, ini agak berbeda. Perhatikan langkah-langkahnya: pertama baringkan anak di tempat tidur mereka saat sudah tertidur dan capek, lalu tinggalkan ruangan. Jika mereka mulai menangis, tunggu sampai tiga menit sebelum menghampiri tempat tidurnya dan tenangkan si bayi tanpa mengangkat mereka—cukup menepuk-nepuk dan menenangkan mereka dengan suara. Lain kali hal yang sama terjadi, tunggu lima menit, lalu 10 menit, 15 menit (amati prosesnya). Seiring dengan berjalannya waktu, interval akan semakin panjang dan pada dasarnya pelan-pelan kamu sedang mengajarkan anakmu untuk menenangkan diri sendiri. 

5. METODE PELAN-PELAN MENGHILANG (FADING METHOD)

Dibandingkan teknik lain, metode latihan tidur ini tidak terlalu spesifik. Kamu diberikan keleluasan untuk memilih kebiasaan jam tidur yang semakin lama periodenya akan semakin berkurang. Misalnya kamu memilih untuk mengayun si kecil sebelum tidur—dan seiring berjalannya waktu, kamu akan mengurangi durasi ayunan tersebut sebelum akhirnya benar-benar menghentikannya. "Pelan-pelan menghilang adalah pengurangan bertahap dari intervensi orangtua," jelas seorang ahli tidur. Pada dasarnya metode ini adalah, "membantu meminimalisir tangis dan rasa frustrasi yang dialami oleh anakmu dan pada saat yang bersamaan mengajarkan mereka untuk tidur dengan sendirinya."