Apa yang Terjadi Jika Kamu Memutuskan Mengurangi Konsumsi Gula

Apa yang Terjadi Jika Memutuskan Mengurangi Konsumsi Gula
ISTOCK

Godaannya memang besar.

Detik ini, kamu mungkin sudah tahu bahwa gula tidak baik untukmu, dan katanya merupakan sesuatu yang bijak jika mengurangi konsumsi gula harian. Namun, seandainya gula bisa ngomong, dia mungkin akan protes dan mengajukan kasus ini ke pengadilan internasional. Jadi, agar tidak mengkambing hitamkan gula atas—misalnya kenaikan berat badan—ada baiknya mengetahui dengan tepat gula dan dampaknya terhadap kesehatan. Termasuk, apakah semua jenis gula buruk?

Sugar secara natural ditemukan dalam buah dan sayuran. Gula (less sugar) dalam bentuk ini hanya sedikit berpengaruh terhadap glukosa darah dan sehat untuk dikonsumsi,” kata dr. Arti Indira, Mgizi, Sp.GK., dari seorang ahli gizi dari Beyoutiful Clinic, Jakarta, kepada Woop.

Sebuah definisi gula, "jumlah dari semua mono dan disakarida bebas" yang termasuk di dalamnya glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan sukrosa dan maltosa. Gula dapat ditemukan di makanan alami, termasuk buahan dan produk susu.

Lalu ada lagi yang namanya gula tambahan. Nah, ada anggapan bahwa makanan dengan gula tambahan mengandung banyak kalori dan rendah nutrisi yang kemudian berujung pada obesitas. Dan tidak seperti gula, definisi gula tambahan beraneka ragam. Pada umumnya, beberapa memberikan definisi gula tambahan sebagai: gula yang tidak secara alami ditemukan di produk makanan, melainkan ditambahkan selama proses produksi. Organisasi kesehatan dunia misalnya, WHO, lebih memilih memakai istilah "gula bebas" dibandingkan "gula tambahan" dalam rekomendasi asupan gula versi mereka. Gula bebas ini termasuk gula yang secara natural terdapat di jus buah dan juga konsentrat jus buah. Perbedaan definisi ini membawa kesulitan bagi para ahli gizi untuk menentukan patokan nutrisi gula untuk publik—dan akhirnya konsumen pun bingung.

Tren produk makanan beberapa tahun belakangan adalah mencantumkan kandungan gula di dalamnya. Meskipun menurut penelitian, label, hitung-menghitung kalori, karbohidrat dan lemak tidaklah sesederhana itu. Daripada menghitung dan menerka-nerka jumlah gula yang sudah dikonsumsi. Sebenarnya, berapa jumlah gula yang harus dikonsumsi setiap harinya? “Rekomendasi The American Heart Association (AHA) untuk mengonsumsi gula di bawah 100 kalori per hari. Yaitu, 6 sendok teh atau 24 gram gula untuk perempuan; di bawah 150 kalori per hari, yaitu 9 sendok teh atau 36 gram gula untuk laki-laki,” lanjutnya. FYI, 4 gram gula = 1 sendok teh!

Nah! Jika gula yang dikonsumsi berlebihan (misalnya karena kita tidak tahu takaran gula pada satu potong martabak cokelat keju dan berhasil menghabiskannya satu loyang sendirian), apa yang akan terjadi pada tubuh? “Gula yang dikonsumsi berlebihan dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan berbagai macam penyakit kronik, seperti kanker, diabetes melitus, penyakit jantung dan obesitas,” jawab Arti.

Gula = penyakit. Lalu muncullah produk-produk makanan dengan label“less sugar”. Namun, sebelum memutuskan membeli produk tersebut, kamu harus tahu bahwa: makanan yang mengklaim low sugar adalah makanan yang mengandung gula kurang dari 5 gram per 100 gram bahan makanan padat atau 2,5 gram gula per 100 ml cairan. Sedangkan, untuk sugar-free adalah bahan makanan yang mengandung gula kurang dari 0,5 gram per 100 gram atau 100 ml.

Kesimpulannya, segala sesuatu yang terlalu banyak itu tidak baik. Terlebih, jika yang getol kamu konsumsi adalah makanan yang mengandung gula bukan alami. Namun, seperti yang dikatakan oleh Stephen J. Guyenet, seorang ahli ilmu saraf dan penulis buku The Hungry Brain, gula buatan bahwa memang buruk, tapi bukan satu-satunya penyebab semua penyakit manusia. Selain berusaha untuk mengonsumsi gula dengan kadar yang direkomendasikan, menurutnya hidup aktif dan makan seimbang juga merupakan dua faktor penentu hidup sehat dan mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas. 

Jikapun kamu memutuskan untuk mengonsumsi gula sesuai rekomendasi, banyak manfaat yang bisa dituai. Menurut Arti, beberapa hal ini akan kamu alami: 

1. Glukosa darah dan berat badan turun. Makanan tinggi gula cenderung tinggi kalori tanpa memiliki manfaat zat gizi untuk tubuh kita.

2. Mood lebih stabil. Gula menyebabkan glukosa darah meningkat cepat, sehingga mood dan kewaspadaan meningkat. Namun, kemudian glukosa darah menurun dengan cepat sehingga menjadi lemas, lapar, dan moody. (A.k.a sugar crash.)

3. Kesehatan gigi lebih baik. Bakteri alami dalam mulut memakan gula untuk bertumbuh. Apabila terlalu berlebihan dalam jangka panjang dapat membentuk plak.

4. Kesehatan kulit lebih baik. Kadar glukosa darah yang meningkat mendadak dapat menyebabkan inflamasi atau stres pada tubuh sehingga bisa menyebabkan jerawat dan kulit kusam.

5. Saluran pencernaan lebih sehat. Kelebihan gula akan menyebabkan peradangan usus karena tidak dapat dicerna secara efisien.

6. Jantung lebih sehat. Gula yang tidak digunakan sebagai energi akan berubah menjadi asam lemak dan menjadi trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi dapat meninggalkan resiko penyakit jantung dan stroke.