Bagaimana Mencari Konselor Pernikahan yang Tepat dan Apa yang Terjadi di Sesi Pertama

Bagaimana Mencari Konselor Pernikahan yang Tepat dan Apa yang Terjadi di Sesi Pertama
ISTOCK

Setiap orang yang punya pasangan harus tahu ini.

Sebut saja kamu sedang memiliki isu di dalam pernikahanmu. Berkat mendengar banyak TED Talks dan membaca (ehm) Woop, kamu akhirnya semakin yakin untuk mendatangi konselor/terapis pernikahan. 

Ini pertanyaan sejuta umatnya: siapa yang harus kita datang: apakah bisa berkonsultasi ke semua psikolog/psikiater? 

“Pasangan dapat berkonsultasi dengan psikolog klinis dan juga dengan konselor perkawinan dan terapis keluarga (marital dan family therapist)," ujar seorang psikolog klinis dewasa, Irene Raflesia, S. Psi, M. Psi., darI Klinik Pelangi, Cibubur. "Perlu diperhatikan bahwa konseling berpasangan ini fokus utamanya terletak pada masalah dalam hubungan berpasangan. Hal ini berbeda dengan konseling individual yang fokus pada diri individu dan juga terapis keluarga yang fokus pada membantu keluarga mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kebanyakan psikolog klinis sudah dilatih untuk menangani klien berpasangan, tapi kamu pun juga dapat dirujuk kepada konselor perkawinan dan terapis keluarga apabila langkah ini dirasa lebih efektif membantumu,” ungkapnya.

Saat hubungan pernikahan sedang berada di titik mengkhawatirkan, banyak pasangan yang menimbang langkah berkonsultasi pada psikolog atau konselor perkawinan sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan rumah tangga. Yah, bisa jadi ini ada kaitannya dengan stigma bahwa mendatangi psikolog sama dengan mengakui bahwa hubungan perkawinan sedang bermasalah. 

“Pada kenyataannya, seringkali saya mendapati pasangan yang mengunjungi psikolog/konselor perkawinan justru ketika masalah dalam hubungan tersebut sudah terlampau menumpuk," cerita Irene. "Hampir bisa dikatakan pasangan menilai konsultasi sebagai solusi pamungkas untuk menyelamatkan perkawinan mereka. Tentunya, perubahan positif lebih sulit dicapai ketika masalah sudah terlalu besar, walau ini tidak berarti sama sekali tidak realistis. Perubahan tetap dapat terjadi, tapi membutuhkan upaya yang lebih keras dan kerjasama yang baik," bebernya. 

Oke, idealnya, kapan waktu terbaik untuk mendatangi konselor pernikahan? 

“Ibarat kesehatan fisik, prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati juga berlaku untuk kesehatan pernikahan. Waktu terbaik untuk berkonsultasi dengan konselor/terapis ataupun psikolog perkawinan adalah sedini mungkin. Jika perlu sebelum janur kuning melengkung. Pasalnya momen inilah yang masih memungkinkan kita untuk membuat perubahan yang sehat,” sarannya. 

Yep, ada sesuatu yang disebut konseling prapernikahan. Dan menurut Irene ini juga penting, tujuannya adalah mempersiapkan pasangan untuk meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri dan pasangan, serta membekali diri dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga komitmen jangka panjang. "Mengikuti konseling pranikah membuat pasangan memandang pernikahan lebih realitis dan memudahkan proses penyesuaian diri pada peran baru sebagai suami istri.”

Itu yah, realistis. Pasalnya, sering kali awan romantis membuat kita melayang dan tidak menapak bumi. 

“Sebetulnya yang harus kita ketahui, membina hubungan rumah tangga yang langgeng bukanlah pekerjaan yang mudah," tegas Irene. "Setelah berpacaran sekian lama, kita merasa sudah mengenal pasangan dengan baik dan yakin untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Pasangan kerap memandang perkawinan sebagai tujuan akhir dari perjalanan cinta dan ketika lonceng pernikahan berbunyi maka selesailah sudah perjuangannya. Padahal perjuangan ini justru baru dimulai saat pasangan memulai hidup bersama sebagai pasangan suami dan istri.”

Eh, perjuangan baru dimulai? Eh? Eh? 

“Begini, tantangan terbesar yang dihadapi pada awal masa perkawinan adalah proses adaptasi terhadap peran baru, baik sebagai suami maupun istri. Cinta memang merupakan salah satu landasan utama dalam hubungan perkawinan, tetapi jalinan ini juga menuntut komitmen dan kerja keras dari dua pihak untuk mencapai rumah tangga yang bahagia. Sayangnya, tuntutan perkawinan ini kerap terlupakan dan tak jarang hal ini mendasari munculnya konflik atau perselisihan pendapat dalam pernikahan,” ujarnya.

Mengutip kata Lenore "Lenny" Quinonez dii film animasi Charming, pernikahan adalah happy beginning—sementara untuk membuatnya menjadi happy ending, di antaranya dibutuhkan komitmen dan kerja keras 

Oke, sebut saja kamu sudah menemukan konselor/terapis yang tepat (berkat bantuan teman, Google, dan Woop), lalu apa yang harus dipersiapkan untuk konsultasi pertama kali? 

“Proses konseling akan diawali dengan sesi evaluasi terhadap hubungan yang terjalin," terang Irene. "Psikolog atau konselor perkawinan akan mencoba memahami seluk-beluk permasalahan dan mencari hal yang dapat ditingkatkan dari kondisi yang saat ini dialami. Jumlah sesi pertemuan akan ditentukan dari bobot permasalan yang ada dan tujuan yang diharapkan tercapai melalui sesi-sesi tersebut. Dalam perjalanannya, sangat mungkin psikolog atau konselor perkawinan menjadwalkan sesi individual untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan. Psikolog atau konselor perkawinan bersama-sama dengan klien akan menentukan tujuan yang realistis dan menerapkan teknik tertentu untuk mencapai tujuan tersebut,” paparnya.

HALAMAN
12