Bagaimana Mencegah Alergi pada Anak

Bagaimana Mencegah Alergi pada Anak
iSTOCK

Ada yang bisa dilakukan mulai dari saat ibu masih hamil.

Keinginan semua orangtua adalah anak lahir dengan sehat, dan tumbuh dengan maksimal. Namun, terkadang sesuatu berkata lain: anak ternyata memiliki alergi, misalnya kacang. O-oh. Putar balik, rewind, seandainya kita sekarang masih hamil atau belum hamil dan masih berencana, adakah yang bisa dilakukan untuk menghindari hal tersebut? 

Menurut dr. Caessar Pronocitro, Sp.A., MSc, seorang dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Banten, alergi merupakan kondisi yang dapat diturunkan. “Artinya, apabila orangtua menderita alergi maka anak juga bisa mengalaminya,” ujarnya.

Apa penyebab utama alergi? 

“Alergi disebabkan oleh reaksi yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu jenis bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi populasi manusia pada umumnya. Karena sistem kekebalan tubuh mengganggap bahan tersebut berbahaya maka muncullah reaksi alergi yang dapat menimbulkan berbagai gejala seperti bersin, mata berair, hidung gatal, ruam kulit, hingga sesak nafas dan penurunan kesadaran,” jawabnya.

Dr. Caessar menyatakan bahwa data penelitian di Indonesia belum banyak yang dipublikasikan tentang masalah alergi. Akan tetapi, di Amerika Serikat, penyebab alergi makanan yang paling sering dialami anak adalah susu sapi, diikuti telur, kacang-kacangan dan kacang tanah, tepung, ikan, dan kerang.

Sudah tahu tentang alergi dan penyebabnya. Adakah yang harus diperhatikan oleh orangtua untuk mencegah alergi datang, terutama yang bisa dilakukan ibu saat hamil? 

“Tentunya ada,” tegasnya. Berikut hal-hal yang harus perhatikan oleh orangtua:

  • Untuk mencegah alergi, maka ibu yang sedang hamil perlu menghindari rokok atau pun paparan asap rokok. Ibu hamil tidak perlu pantang makanan apa pun, kecuali ibu hamil memang menderita alergi suatu makanan tertentu.
  • Untuk ibu yang sedang menyusui, maka memberikan ASI eksklusif hingga enam bulan akan mengurangi risiko timbulnya alergi. Selain itu, tetap hindari merokok dan paparan asap rokok. Tidak perlu memantang makanan selama menyusui, kecuali apabila bayi terbukti alergi. “Misalnya, saat ibu mengonsumsi susu sapi dan menyusui, kemudian muncul reaksi alergi pada bayi, maka bayi menderita alergi protein susu sapi. Pada kondisi tersebut maka ibu dapat dapat memantangkan susu sapi dan produk turunannya,” ujarnya.

  • Saat bayi sudah lebih besar dan mulai mengonsumsi makanan padat: maka tidak perlu menunda memperkenalkan jenis-jenis makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang dianggap sering menimbulkan alergi seperti produk susu, telur, kacang-kacangan, kedelai, ataupun ikan. Namun, apabila bayi pernah mengalami reaksi alergi, ruam kulit/alergi yang menetap walau telah diobati atau memiliki saudara kandung yang terbukti alergi kacang, orangtua lebih hati-hati.

  • Saat anak telah dewasa pada umumnya prinsip memperkenalkan makanan tetap sama. Tidak perlu melakukan pantangan makan kecuali anak telah terbukti alergi, dan diperlukan kehati-hatian apabila pernah mengalami reaksi alergi atau memiliki saudara kandung yang alergi kacang.