Bagaimana Menjawab Pertanyaan 'Kenapa Belum Punya Anak' dari Banyak Orang?

Bagaimana Menjawab Pertanyaan Kenapa Belum Punya Anak dari Banyak Orang?
ISTOCK

S-A-B-A-R

Sudah menikah cukup lama. Namun, belum juga mendapatkan anak? Mungkin, situasi itu tidak diinginkan oleh pasangan suami dan istri. Sementara, teman yang baru beberapa tahun menikah sudah memilikinya. Belum lagi jika ada pertanyaan “mengapa belum punya anak?” keluar dari orang-orang terdekat. Saat hal itu terjadi, rasa sedih, kecewa dan iri menjadi satu. Kita pun bingung bagaimana harus menjawabnya.

“Pertanyaan ‘mengapa belum punya anak?’ adalah pertanyaan yang sangat pribadi. Orang yang menanyakan pun harus mempunyai berbagai alasan, dari sekedar basa-basi, hingga benar-benar peduli pada kondisi kamu dan pasanganmu dan (tentunya) ingin membantu,” ujar Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi, Psikolog., seorang dosen dan psikolog klinis dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta, dan pendiri CintaSetara, kepada Woop. Ia melanjutkan, “sangat wajar jika kamu pun tidak mengetahui persis apa jawaban dari pertanyaan ini, karena tidak ada ‘rumus’ atau alasan yang pasti. Alasan ‘mengapa belum punya anak?’ bisa sangat berbeda pada setiap pasangan. Oleh karena itu, jika ditanyakan pertanyaan ini, maka kamu cukup menjaga sopan santun dan tidak ada kewajiban menjawabnya.”

Namun, “jika kamu memang tidak nyaman dengan pertanyaan ini, kamu dapat tersenyum sopan dan menjawabnya: ‘wah, pertanyaan yang sulit dijawab hehehe’ atau ‘saya kurang tahu juga ya...', lalu permisi dari percakapan tersebut. Kalau kamu merasa nyaman saja dan sudah mengetahui alasannya, maka kamu bisa menjawabnya secara umum, sesuai dengan kondisi yang kamu rasakan. Misalnya nih: ‘usaha kami belum berhasil, mohon doanya saja ya’ atau ‘kami memang memilih untuk berdua dulu sementara ini. Atau dengan jawaban yang (sedikit) mengajak bercanda, ‘kami masih mengumpulkan uang untuk biaya susu dan sekolahnya, mau menyumbang?’ atau ‘supaya tidak menambah populasi Jakarta yang sudah padat (sambil tersenyum)’. Untuk memudahkan, kamu bisa memiliki beberapa ‘template’ jawaban yang disesuaikan dengan siapa yang bertanya,” sarannya.

Untuk bisa mengadapi pertanyaan “jahat” itu, Pingkan memberikan beberapa cara untuk menjawabnya:

Eits, tapi Pingkan mengingatkan kembali bahwa kalimat-kalimat di atas hanyalah sebuah usulan, bukan rumusan. Jadi, sangat bisa kamu adaptasi sesuai dengan kebutuhan, situasi, kondisi dan nilai pribadi yang kamu jalankan di kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya: seorang teman baru mengetahui bahwa pasangannya guy, kehadiranmu diperlukan.