Benarkah Pernikahan Bisa Membosankan Jika Tak Punya Anak?

Benarkah Pernikahan Bisa Membosankan Jika Tak Punya Anak?
iStock

Apa kamu salah satu yang menunda punya anak? Akankah pernikahan jadi membosankan jika tak dikaruniai anak?

Kelahiran anak menjadi momen yang dinantikan banyak pasangan menikah. Meski demikian, sejumlah pasangan suami-istri ada yang berencana tak memiliki anak—walaupun sangat jarang. Lebih banyak pasangan menikah yang belum dikaruniai anak setelah beberapa tahun menikah padahal sudah sangat menantikannya. 

Ada yang bilang kalau pernikahan tanpa anak bisa menimbulkan kebosanan nantinya hingga menyebabkan keretakan rumah tangga. Benarkah hal tersebut?

Menurut konsultan psikolog dari Insight Counseling Services di Mumbai, India, Rachana Awatramani, pernikahan tanpa anak ada kemungkinan menjadi kurang harmonis. Anak itu bagaikan ‘investasi’ dalam pernikahan. 

“Memiliki anak adalah investasi jangka panjang soal keuangan, emosi, dan waktu. Itu juga membutuhkan komitmen dan kemauan karena seorang anak akan butuh banyak perhatian serta merupakan tanggung jawab,” papar Rachana seperti dilansir dari Times of India

img

Meski demikian, ketika pasangan menikah memutuskan untuk tidak memiliki anak maka tak salah juga. Itu menjadi pilihan pribadi. Namun mereka harus mempersiapkan diri dengan perencanaan jangka panjang bagaimana bisa menghabiskan waktu satu sama lain agar hubungan tidak jenuh.

Saran serupa diberikan kepada pasangan menikah yang mungkin tak dikaruniai anak karena menderita penyakit tertentu sehingga berisiko bagi kesehatan. Namun kondisi pasangan yang ingin memiliki anak tapi tidak bisa sebenarnya bisa melakukan tindakan adopsi namun perlu pertimbangan matang di kedua belah pihak. 

Seperti yang Rachana bilang, punya anak itu butuh komitmen karena akan sangat menyita perhatian serta menguras emosi nantinya. Baik pasangan yang tidak dikaruniai anak maupun yang memutuskan tak punya keturunan akan lebih baik konsultasi ke psikolog.

“Pertimbangkan untuk bertemu dengan seorang penasihat yang ahli dalam bidang ini dan dapat membantumu memahami peran serta tanggung jawab yang harus kalian berdua buat. Ini tidak menakutkan tapi ini merupakan wilayah yang kalian tidak kuasai. Jadi, kamu dapat bekerja sebagai tim dan membuat keputusan berdasarkan prioritas. Keputusan tersebut akan memiliki tantangannya sendiri. Karena itu, saya merekomendasikan untuk membuat keputusan berdasarkan apa yang membuat kamu dan pasangan merasa nyaman,” sarannya.

Selanjutnya: Sering bingung kenapa perempuan bisa sampai mengalami anoreksia? Ini alasan psikologis di balik perempuan yang anoreksia.