Coba Lebih Respek, Jangan Tanyakan Hal Ini ke Penderita Kanker

Coba Lebih Respek, Jangan Tanyakan Hal Ini ke Penderita Kanker
iStock

4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Yuk lebih respek dengan tidak melontarkan deretan pertanyaan ini ke penderita kanker.?

Semua orang tentu tidak ingin ‘digandrungi’ penyakit mematikan seperti kanker. Rasa sedih, terpuruk, hingga depresi bisa dialami penderita kanker. Maka dari itu, jangan buat dia tambah sedih dengan pertanyaan-pertanyaanmu yang sebenarnya sederhana tapi menyinggung perasaan mereka. 

Pertanyaan apa saja yang sebaiknya dihindari saat bertemu penderita kanker?

  • “Kok bisa kena kanker?”

Duh, jangan sesekali melontarkan pertanyaan ini ke penderita kanker. Radian Nyi Sukmasari, yang didiagnosis kanker payudara stadium 3B, mengaku pertanyaan tersebut cukup menyinggung dirinya. Beberapa teman sesama penderita kanker payudara juga merasakan hal serupa.

“Itu pertanyaan sering banget ditanyain waktu teman baru tahu aku kena kanker. Cukup menyebalkan sih, siapa yang mau kena kanker, aku bukan dokter yang tahu pasti penyebabnya. Coba ubah pertanyaan dari kenapa jadi apa,” papar perempuan dengan sapaan akrab Dian itu saat dihubungi Woop, Senin (4/2/2019).

  • “Memangnya selama ini nggak pernah ngecek?”

Tolong juga jangan lemparkan pertanyaan ini karena penderita kanker bisa merasa tambah sedih. “Banyak yang nanya, ‘Memangnya selama ini nggak pernah ngecek?’, ini berasa disalahin,” tambah Dian.

  • “Suka makan mie ya atau sering stres ya?”

Tidak juga mempertanyakan gaya hidup si penderita kanker. Meski banyak orang bilang penyebabnya seputar hal tersebut namun dilarang mempertanyakannya ya. Pertanyaan yang terkesan menyalahkan itu tidak membantu malah akan membuat pasien merasa sedih. 

  • “Bakal ada implikasi nggak? Hal terburuknya apa?”

Jangan terlalu kepo (kelewat posesif) ya mengenai kelanjutan penyakit yang diderita pasien kanker. Jika mereka secara sukarela memberitahukan mengenai kondisi sepenuhnya tak masalah namun beberapa sensitif akan hal ini. Tahan rasa keingintahuanmu di depan penderita kanker. 

Stan Goldberg—Penulis Buku ‘Loving, Supporting, and Caring fot the Cancer Patient’— yang juga merupakan seorang penderita kanker prostat ketika usianya 57 tahun menyarankan agar tidak terlalu banyak mengajukan tanya-jawab ketika bertemu dengan pasien kanker. Terkadang mereka lebih suka didengarkan. 

“Seringkali dukungan terbesar datang dari yang menyaksikan secara diam-diam. Kehadiran seseorang dengan tenang dan ingin mendengarkan juga diperlukan,” ujar Dr Goldberg.

Selanjutnya: Kenali kanker sejak dini terutama buat para perempuan muda yang cenderung suka menyepelekan. Simak kisah Dian, perempuan asal Jakarta yang divonis kanker payudara stadium 3B di sini