FYI, Sibuk Bukan Berarti Produktif

FYI, Sibuk Bukan Berarti Produktif
ISTOCK

Fokus, lebih sedikit tapi lebih baik.

Kamu sibuk. Dia sibuk. Semua sibuk dan berharap memiliki lebih dari 24 jam, punya lima tangan agar bisa mengerjakan segala hal yang ada di muka bumi ini. 

Ini sebuah ide: bagaimana jika kamu fokus pada lebih sedikit hal? 

Woaaah, tidak mungkin, begitu katamu. 

"Rahasia menjadi produktif terletak pada memilih melakukan apa—dan melakukannya dengan benar—alih-alih melakukan lebih banyak dan lebih banyak lagi," tulis Gustavo Razzetti, CEO Liberationist, dan penulis buku Stretch For Changedi Psychology Today.

Intinya, sibuk tidak sama dengan produktif. Ketika kamu sibuk, "kamu tidak punya waktu untuk berpikir, refleksi atau menikmati. Kamu lari terbirit-birit dari satu tugas ke tugas yang lain tanpa benar-benar hadir. Padahal pikiranmu butuh ruang. Keheningan membantu kita untuk berefleksi. Keberuntungan menghasilkan ide-ide baru. Jarak melahirkan perspektif," Razzetii menuliskan. 

Terdengar indah 'kan? Dan hasilnya juga akan lebih baik ketika lebih sedikit pekerjaan yang diterima. Bilang "tidak" pada beberapa hal, berarti kamu bilang "iya" pada hal-hal lain yang lebih penting dan mengeliminasi yang tidak relevan. "Sangat memuaskan saat melakukan apa yang kita senangi," terang Razzetti. Dan ingat, "memiliki status sibuk bukanlah sebuah tanda kehormatan. Nikmati hidupmu." 

Well, lalu bagaimana agar kamu produktif dan menikmati apa yang kamu lakukan? Pertama, yah fokus tadi dan perhatian dengan apa yang penting. Kedua, menurut Razzetti adalah mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas (kamu tidak mau 'kan menyia-nyiakan waktumu yang terbatas itu untuk melakukan hal yang sama berkali-kali karena hasilnya tidak maksimal?), serta prinsip ketiga: penekanannya adalah pada pencapaian bukan pada tugasnya. "Alihkan perhatianmu dari tugas ke dampak—hal ini lebih penting daripada memperlihatkan betapa sibuknya kamu." 

Ini beberapa tips praktikal yang disarankan oleh Razzetti agar kamu produktif (bukan hanya sekadar sibuk tak menentu):

1. Buat daftar semua hal penting yang ingin kamu kerjakan/ capai. Tandai dengan "tidak relevan" atau "sangat penting". Ubah dan lakukan penyesuaian bila perlu.

2. Belajar mengatakan "tidak" lebih sering. Bukan berarti tidak tahu diri, tapi pilihanmu menentukan segalanya. Di sisi lain, pikir dua kali sebelum bilang "iya". 

3. Hindari membanjiri kalendermu dengan janji atau rapat. Blokir hari-hari tertentu untuk melakukan hal-hal yang lebih bermakna (belajar sesuatu yang baru, menulis, berpikir, baca, riset, dsb.). 

4. Berikan dirimu istirahat sejenak sebelum melakukan tugas lain. 

Selanjutnya: poin nomor tiga di atas, yakni menyediakan waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Seorang pengusaha menyarankan 5-hour rule. Bill Gates dan Oprah Winfrey sudah membuktikan keampuhannya.