Jika Topik Politik Tidak Bisa Dihindari Saat Bertemu KeluargaTerapkan Ini

Jika Topik Politik Tidak Bisa Dihindari Saat Bertemu KeluargaTerapkan Ini
ISTOCK

Kritik boleh, menghina jangan.

Apa yang membuat acara keluarga mendadak krik krik krik dan kamu berharap ada monster yang baik hati menelanmu? Seorang anggota keluarga yang selalu menanyakan status percintaan atau kehamilan? √. Dan pastinya, politik. Ah. 

Jadi, apakah sebaiknya kamu membicarakan politik ketika bertemu keluarga besar dalam waktu dekat dan menanggung risiko tidak akan pernah mendapat kado (akhir tahun, ulang tahun, pernikahan, dsb) selama 5 lima tahun (sampai Pemilu berikutnya)? Tergantung. Jika kamu bisa menghindarinya dan membicarakan hal lain (asal jangan tentang Manchester United dan Jose Mourinho). Seandainya tidak bisa mengelak—dengan syarat, pembicaraan ini tidak selalu berakhir dengan debat politik yang tidak ada ujungnya—silakan dinikmati. Akan tetapi, "dengan menetapkan aturan dasar terlebih dahulu sebelum terjadi perang," tulis Suzanne Degges-White, PhD, LPC, LMHC, NCC, seorang profesor dan konselor keluarga dari Northern Illinois University di Psychology Today. Berikut aturan yang disarankan Degges-White. 

  • Diperbolehkan mengkritisi tindakan politik dan isu legislatif, tapi dilarang mengecam anggota keluarga yang mendukung sosok tertentu. 
  • Dilarang menghina anggota keluarga yang tidak memiliki paham yang sama. 
  • Tetap positif dan fokus pada hal-hal baik yang tokoh politik ingin lakukan; bukan asumsi-asumsi atau berita hoax. 
  • Dilarang mencecar tanpa alasan yang jelas. Ajukan pertanyaan, perlihatkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengerti pandangan mereka. Tetaplah miliki pikiran terbuka. 
  • Utarakan opini dengan dewasa, bukan dengan emosi yang membabi-buta. Respek. 
  • Ketika diskusi memperlihatkan tanda-tanda menuju perdebatan yang tidak menyenangkan, alihkan subjek ke arah yang lebih familier. Misalkan, ketika membicarakan tentang agama, tanya kakekmu, pengalamannya tentang naik haji. Atau, saat memperdebatkan dengan sengit isu kemiskinan, tanya ayahmu bagaimana dia berjuang saat menjadi mahasiswa dan tidak punya uang sepeser pun. 
  • Selalu ingat: kita tidak bisa memilih siapa yang menjadi keluarga kita, sehingga "kamu seharusnya tidak membiarkan pandangan politik atau perbedaan perspektif mereka mengganggu hubungan kalian," tulis Degges-White. Tidak perlu juga merasa perlu mengubah pemikiran mereka. Dan kalaupun kamu tidak menyukai seseorang karena alasan tertentu, tidak ada kewajiban untuk menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari dengan mereka. Bertindaklah layaknya anggota keluarga dan, sekali lagi, respek. 

Oh, jangan lupa untuk membacakan aturan sebelum perdebatan dimulai. 

Selanjutnya: Terlalu mengikuti nafsu makan saat bertemu keluarga sehingga perutmu seperti terkena flu? Tips ini akan membuatmu baik kembali.