Menikahi Sepupu Jadi Tren Setelah Lebaran, Ada Risikonya?

Menikahi Sepupu Jadi Tren Setelah Lebaran, Ada Risikonya?
iStock

Apa kamu memikirkan sepupumu setelah Lebaran? Mungkinkah kamu berencana menikahi sepupumu?

Lebaran menjadi ajang bersilaturahmi dengan keluarga besar. Mungkin ada beberapa sepupu yang jarang bertemu (bahkan saat Lebaran pun belum tentu) membuat kamu tak mengenalinya karena berbagai perubahan pada penampilan si dia. 

Mungkin dulu gemuk, sekarang jauh lebih kurus dan terlihat tampan. Belum lagi, sepupumu itu ternyata sudah memiliki pekerjaan yang mapan tapi masih jomblo. Fenomena perjodohan akhirnya sering terjadi antar saudara jauh—yang penting tidak sekandung.

img

Melihat hal ini, tak heran bila pencarian ‘menikah dengan sepupu’ di Google melonjak tinggi setiap Lebaran selama lima tahun terakhir. Coba saja kamu cek di Google Trends maka hasilnya sedikit mengejutkan. 

Hal tersebut juga diungkap oleh salah satu pengguna Twitter yang kemudian menjadi viral. Pengguna bernama @ilmibumi itu berbagi data dari Google Trends yang menunjukkan kalau terjadi peningkatan akan pencarian ‘menikah dengan sepupu’.

Apakah boleh menikah dengan sepupu walaupun tidak satu ayah-ibu tapi tetap memiliki darah keturunan yang sama? Adakah risiko kesehatan yang bisa terjadi?

img

Berdasarkan studi dari University of Pennsylvania, Amerika Serikat, Pernikahan antar-saudara sepupu ternyata memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung. Maksudnya?

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature itu meneliti pasangan menikah antar-saudara sepupu di desa nelayan Pakistan. Pernikahan tersebut membuat mereka kehilangan gen APOC3. Gen itu yang membantu pengaturan metabolisme dan lipoprotein yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Ketika kehilangan gen APOC3 maka mereka tidak mengalami peningkatan plasma trigliserida setelah mengonsumsi makanan berlemak. Nah, ini mengurangi risiko terkena penyakit jantung. 

Meski demikian, dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD, seorang ahli genetika molekuler, peneliti sekaligus pengajar di Human Genome Center, School of Medical Sciences, University of Sains Malaysia, mengatakan bahwa pernikahan sesama kerabat keluarga disebut consanguineous marriage. Ini termasuk pernikahan sedarah.

Tidak ada risiko yang khusus untuk pasangan menikah tapi berpengaruh ke anak. Hasil perkawinan sedarah mempunyai risiko lebih besar menderita penyakit genetik. Maka kamu perlu memikirkan risiko ini sebelum menerima lamaran sepupumu.

Selanjutnya: ini rutinitas perempuan yang tanpa sadar membuat wajah tampak tua. Baca di sini ya ulasan selengkapnya.