Omzet Ratusan Juta, Ini Kisah & Tips Fashion dari Shadla Hijab

Inilah Kisah dan Tips Fashion dari Shadla Hijab
Dok. Instagram @shadlahijab

Sudah kenal Shadla Hijab? Intip yuk kisah suksesnya dan tips yang diberikan oleh merek lokal sukses tersebut. 

Di antara sejumlah merek hijab yang sukses membangun bisnis fashion muslim, label Shadla Hijab perlu diperhitungkan. Jika kamu belum mengenal siapa pendiri Shadla Hijab dan bagaimana bisa sukses berdiri selama delapan tahun, Woop ingin berbagi cerita setelah melakukan wawancara dengan co-founder Shadla Hijab, Prisilla Puspitasari (yang lebih akrab disapa Cici).

W: Boleh diceritakan bagaimana membangun Shadla Hijab hingga sukses sampai sekarang?

C: Pendiri awal Shadla itu adekku namanya Natasha Sumana Wardani, diawali dengan jualan hijab dulu di ITC Kuningan. Produksi (waktu itu) pun masih adekku sub ke penjahit luar. Shadla adalah singkatan dari nama anak-anak adekku, Shalina dan Adla.

Ternyata selang beberapa bulan, penjualan hijab makin meningkat dan pada saat itu Shadla Hijab menawarkan harga yang sedikit di bawah pasaran. Akhirnya adekku memberanikan diri mengembangkan usaha kecil-keciannya dengan punya penjahit sendiri.

Setelah beberapa tahun berjalan customer tetap mulai minta buat Shadla Hijab produksi pakaian muslimah. Nah pada saat itu lah aku bekerjasama dengan adekku untuk buat clothing line hingga sekarang ini.

img

Prisilla Puspitasari (dok. Pribadi)

W: Bagaimana dengan kelebihan koleksi Shadla Hijab dibanding lainnya?

C: Sekarang ini Shadla punya line hijab (@shadlahijab), baju (@shadladress), dan ada premium line juga (@nsw.19). Keunggulan Shadla adalah kualitas jahitan kami sangat rapi. Kami sangat menghargai detail dari awal quality control sangat kami jaga.

W: Berapa harga untuk koleksi dari Shadla Hijab?

C: Kalau hijabnya mulai dari Rp50 ribu sampai Rp125 ribu. Sedangkan baju mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1,5 juta.

img

Natasha Sumana Wardani (dok. Pribadi)

W: Melihat kesuksesan yang diraih sekarang, berapa omzet per bulan dari Shadla Hijab?

C: Berdagang itu sama seperti kehidupan, naik dan turun. Tapi paling tinggi penjualan Shadla pernah mencapai Rp150 juta per bulan, sekitar seribu pieces pada saat itu. Ada masanya juga penjualan Shadla di bawah itu tapi kami bersyukur bisa bertahan hingga sekarang, selama delapan tahun. Kalau rata-rata sekitar Rp75 juta sampai Rp100 juta. Kalau penjualan bagus seperti di bulan Ramadan bisa sampai Rp150 juta.

W: Boleh dong share tips sukses untuk para pembaca Woop?

C: Untuk tips sukses, rasanya kami dari Shadla pun masih banyak belajar dari brand muslimah lain yang jauh lebih sukses. Tapi buat kami di Shadla, berdagang memang butuh kesabaran dan konsisten seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Rezeki kan sudah Allah atur, insyaAllah nggak akan tertukar.

W: Bagaimana dengan tips berhijab buat para perempuan di luar sana yang baru mencoba menutup auratnya?

C: Pertama, pilih bahan yang nyaman. Lalu find your own style, karena setiap bentuk wajah seseorang itu unik. Jadi model hijab A mungkin cocok buat orang lain tapi belum tentu cocok buat kita. Play around with colours, pilih warna yang buat wajahmu semakin cerah. Sesuaikan material hijab yang kamu pakai dengan kondisi cuaca atau acara. Bahan satin misalnya, jangan dipakai untuk acara outdoor akan sangat panas dan nggak nyaman. Dan yang terpenting, selalu jaga kebersihan dan kesehatan kulit kepala karena kondisi tertutup kan.

Wah, sangat menginspirasi, sukses terus ya Shadla Hijab…

Selanjutnya: tips make up buat Hari Raya yang bisa tahan seharian. Kamu sudah coba?