'Saingan' Baru Diet Rendah Karbo: Carb Cycling

Saingan Baru Diet Rendah Karbo: Carb Cycling
ISTOCK

*Semuanya mendadak hening dan membaca.

Hei, kamu yang sedang membatasi konsumsi karbo, apa kabar? Well, alih-alih melakukan restriksi, bagaimana jika "memutar" karbo? Yep, namanya carb cycling—dan sedang menjadi sesuatu yang besar akhir-akhir ini. 

Oke, darimana memulainya? Definisi? Pada dasarnya carb cycling adalah aturan makan di mana kamu menyelang-nyeling asupan karbo. Penentuan kerangka wakta (harian, mingguan atau bulanan) dan jumlah karbonya tergantung pada setiap individu. Misalnya nih, hari ini kamu banyak mengonsumsi karbo (200 gram) karena agenda hari ini super duper aktif, produktif dan akan olahraga setelah kerja, dan besoknya rendah (misalnya 50 gram) karena jadwalmu hanya selonjoran di sofa sambil binge watching Sharp Objects—atau cari makan gratis ke kondangan. Oh, oh, interpretasinya jangan terlalu liar ya, karena bukan berarti di hari "tinggi karbo" kamu bisa membabi-buta, kalap makan pizza dengan makanan penutup ayam goreng. Di hari itu pun sebaiknya kamu menikmati segala sesuatu yang kaya akan nutrisi, seperti kentang manis, oat dan roti gandum utuh. Sebelumnya, maaf jika ini membuatmu kecewa

Jika kamu ingin tahu sedikit latar belakangnya dari sains, carb cycling merupakan sebuah teknik yang terkenal di kalangan bodybuilder dan atlet profesional. Pasalnya, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa muatan karbo bisa meningkatkan performa mereka. Akan tetapi belum ada cukup studi yang mengonfirmasi pola makan ini akan efektif jika diadopsi oleh kita, rakyat biasa ini, yang ingin mengurangi berat badan.  

Jadi, apakah mesti dicoba? "Carb cycling bisa jadi lebih mudah dilakukan untuk jangka panjang dibanding diet rendah karbo," tulis ahli diet Christy Brissette di Washington Post. "Hal ini juga bisa membantu orang untuk lebih lagi dari sekadar menurunkan berat badan atau olahraga yang begitu-begitu saja. Terlebih, reduksi moderat makanan-makanan kaya karbo, terutama yang tinggi karbo olahan, bisa membantu mengurangi lemak bagi sebagian orang," tambahnya. Meski memang tidak ada salah atau bahayanya mengutak-atik asupan karbo, pada dasarnya Brissette menyimpulkan bahwa belum tersedia hasil penelitian yang cukup baginya untuk merekomendasikan hal ini. Malah, dia menyarankan untuk mengonsumsi jumlah karbo dalam jumlah moderat, menggabungkan berbagai makanan bernutrisi (seperti sayuran, buahan, gandum utuh, protein tidak berlemak, biji-bijian dan kacang-kacangan) ke dalam piring dan perutmu dan... konsistenlah dengan pilihanmu. Ini 'kan yang paling susah? Woop sangat mengerti. 

Oke, itu jika kamu sedang memikirkan karbo, dan jangan lupa untuk memberitahukan pasangan (jika ada). Dan seandainya fokusmu sekarang adalah memilih pola makan yang mendukung kesehatan mental, berarti jawabannya adalah diet ini