Seberapa Sehat Smoothie yang Kamu Minum atau Beli Setiap Pagi?

Seberapa Sehat Smoothie yang Kamu Minum atau Beli Setiap Pagi?
ISTOCK

Harus lebih banyak mana: sayur atau buah?

Entah itu gaji masih utuh atau kondisi keuangan sudah sekarat, tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan memulai pagi dengan segelas smoothies (atau kopi). Belum lagi saat sisa-sisa cairan menempel di ujung bibir, rasanya seperti bintang iklan. (Jangan lupa dihapus sebelum keluar rumah). Akan tetapi, meski minum cairan warna-warni, #morningsmoothie, itu bisa membuat merasa seperti Queen of Health, satu kesalahan bisa meluluhlantakkan #royallifestyle-mu. Apa itu? Woop menghubungi dr. Kristina Joy Herlambang, BMedSci, MGizi, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi dari RS EMC Tangerang. 

Smoothie adalah suatu jenis minuman dingin dengan tekstur yang cukup kental dan creamy. Terbuat dari puree buah, sayuran dan (terkadang) juga dari produk susu (susu, yogurt, es krim atau cottage cheese), serta dibuat dengan menggunakan blender,” Dokter Kristina memulai penjelasannya.

Dingin. Creamy. Buah. Sayur. Susu. Dicampur. Sehat, dong? 

Dokter Kristina membenarkan.

Seperti yang kita tahu tahu, sayuran dan buah adalah sumber serat, vitamin, mineral yang sangat berguna untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Dan jika kedua jenis makanan itu dihancurkan dan menjadi cairan tentunya akan lebih mudah dikonsumsi. "Meminum smoothie mungkin hanya membutuhkan waktu beberapa menit dibandingkan dengan makan buah dan sayuran utuh yang membutuhkan 15 sampai 20 menit. Jadi, dengan meminum smoothie seseorang dapat mengonsumsi buah dan sayuran dengan jumlah yang lebih banyak,” paparnya. “Serat dalam sayuran dan buah-buahan pun dapat memperlambat kenaikan gula darah dari hasil penyerapan gula buah," lanjutnya. 

Terdengar lezat dan surga, ya. Namun, seperti segala sesuatu yang indah dan lezat, ada "tapi"nya. 

"Walaupun masih mengandung serat, serat dalam smoothie telah hancur pada saat buah dan sayuran melalui blender. Alhasil, kita mungkin lebih cepat lapar dibandingkan jika mengonsumsi buah dan sayuran utuh," jelasnya. Itu, dan smoothie juga bisa berkurang kadar "kesehatannya" bila mengandung gula tambahan, madu, pemanis buatan, susu, yogurt dan bahan-bahan lainnya. Kenapa? "Karena bahan-bahan tersebut akan meningkatkan kandungan kalori smoothie," tukas Dokter Kristina. 

Ah, tinggi kalori = naik berat badan. Yah, padahal minum smoothie karena ingin turun berat badan! 

Ryan Andrews, seorang ahli gizi dan penulis A Guide to Plant-Based Eating, mengatakan kepada TIME, bahwa alih-alih berkonsentrasi pada diet—dan makanan apa yang harus menjadi bagian dari diet tersebut—lebih baik fokus pada segala aspek yang membuat tubuh sehat. Yep, minum smoothie bisa dimasukkan ke dalam salah satu cara mengurangi berat badan, bersamaan dengan "pola makan sehat seimbang, aktivitas fisik yang memadai, tidur yang cukup, memiliki hubungan sosial yang sehat dan berlatih mengelola stres."

Beberapa resep smoothie lebih banyak mengandung buah, sementara yang lain sayuran. Kedua formula tersebut, mana yang lebih sehat?

“Semua buah dan sayuran mengandung nutrisi yang beragam dan merupakan bahan makanan sumber yang kaya vitamin dan mineral dengan komposisi yang berbeda-beda. Agar kita mendapatkan manfaat yang optimal, sebaiknya konsumsi sayuran dan buah-buahan yang bervariasi," jelasnya. Meski memang secara umum buah-buahan memiliki kandungan karbohidrat dan gula yang lebih tinggi daripada sayuran, sehingga "perlu diperhatikan total kalori dan gula buah total, terutama pada penikmat smoothie yang ingin menurunkan berat badan atau memiliki diabetes,” sarannya. 

Dan smoothie terbaik adalah yang kamu buat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang dipastikan segar. Pasalnya, "sebagian besar smoothie di gerai jus lokal dan bar biasanya mengandung gula yang berlebihan," tulis seorang nutrisionis, McKel Hill, MS, RDN, LDN, di Instagramnya. Dia menyarankan untuk membuat smoothie yang "mengandung 50 sampai 70 persen sayuran—seperti bayam, kale, zucchini, kembang kol—sisanya lemak sehat, protein dan buah-buahan." 

Hal senada pun disampaikan oleh Dokter Kristina. 

“Kombinasi terbaik smoothie adalah dengan memperhatikan takaran sajian setiap kali minum, variasi dari berbagai jenis buah dan sayuran yang digunakan, perhitungan total kalori dan total gula yang akan dikonsumsi," jelasnya. “Semakin variatif komposisi smoothie, tentunya kandungan zat gizi yang didapatkan juga semakin beragam. Penambahan sayuran dapat meningkatkan komponen serat tidak larut yang sangat bermanfaat bagi para penderita sembelit. Kunci utama mendapatkan nilai gizi terbaik dari smoothie adalah dengan memastikan komposisi tepat antara sayuran, buah-buahan, protein, dan lemak,” tuturnya.

Dan tentang apakah perlu ditambahkan gula, menurutnya, "smoothie yang berasal dari buah seharusnya tidak memerlukan gula tambahan, karena terdapat gula buah (fruktosa) di dalam buah-buahan tersebut,” terangnya. 

Jadi itu, pastikan smoothie buatanmu bervariasi, mengandung sayur dan buah. Minus, gula tambahan. Jika ini ramuan sarapan atau cemilan sehatmu, bisa dipastikan smoothie-mu sehat dan kamu baik-baik saja, Ratu Yang Mulia 

Selanjutnya: Dan ini cara mengecek dan memastikan apakah granola, menu sarapanmu setiap hari itu, sehat.