Selama Ini Kamu Merasa Gajimu Terlalu KecilApa yang Sebaiknya Dilakukan?

Selama Ini Kamu Merasa Gajimu Terlalu KecilApa yang Sebaiknya Dilakukan?
ISTOCK

Etiskah bertanya kepada bos?

Entah kenapa, beberapa bulan belakangan hatimu dipenuhi rasa curiga. Curiga—gaji yang diberikan oleh perusahaanmu selama ini, tiap bulan, kemungkinan tidak memenuhi standar nasional. Buktinya, baru saja berjalan dua minggu sejak hari gajian, rekeningmu sudah merana.

"Sebenarnya, definisi Penggajian dengan Standard Normal itu agak ambigu," jelas Bertha Sekunda, seorang HR General Manager perusahaan retail terbesar di Indonesia melalui pesan singkat. "Karena pemerintah sudah menetapkan upah minimum, dan untuk pengembangan konsep Compensation and Benefit setiap perusahaan itu berbeda-beda; tergantung posisi perusahaan itu mau di kisaran berapa jika dibandingkan perusahaan lain yang bisnisnya sama," lanjutnya. 

Bertha menjelaskan bahwa komponen gaji Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, dan swasta berbeda-beda, dan "take home pay-nya, tidak bisa dibandingkan apple to apple." Menurutnya, setiap perusahaan mempunyai struktur gaji yang sudah dipertimbangkan sesuai dengan aturan, kemampuan perusahaan dan karyawan. Dan konsep penggajian biasanya mengacu pada P3 yaitu Pay for Position, Person dan Performance. "Jadi jika mau membandingkan, perlu mempertimbangkan posisi, kompetensi individu itu sendiri, pengalaman kerja karyawan, dan kinerjanya," paparnya. 

Bilang saja rasa kecurigaanmu semakin hari semakin meninggi—dan merasa tingginya tidak berbanding lurus (apalagi progresif) dengan jabatan atau tumpahan jumlah pekerjaan yang mendarat di meja dan email-mu. Kepada siapakah harus bertanya? Human Resources (HRD), atau bos.

"Karyawan mempunyai hak bertanya," jelas Berthan. Namun, perhatikan dan pertimbangkan minimal dua hal ini, yakni:

  1. Diskusikan dengan atasan atau HR dengan sikap yang sesuai. (Sopan, tidak agresif atau menuduh tanpa data yang jelas). 
  2. Ketahui terlebih dahulu ekspektasi pembicaraan ini. "Pertanyaan ini mau ke arah mana, minta kenaikan gajikah, atau sekedar bertanya. Jangan sampai malah menjadi bumerang," Bertha menyarankan. 

Sekali lagi Bertha mengingatkan bahwa pendapatan yang diberikan oleh kantor biasanya didasarkan posisi, kompetensi, kinerja, pengalaman kerja, dan lainnya. Dan melihat dan mempertimbangkan beberapa faktor tersebut, kamu berpikir gajimu kecil dan layak mendapatkan promosi (jika tersedia), cara profesional untuk mengutarakannya adalah, "dengan menunjukkan secara profesionalisme dan konsistensi kemampuan kerja/kinerja, sikap kerja, dedikasi, integritas, kemampuan komunikasi dan kepemimpinan, serta kompetensi lain yang diperlukan," tambah Bertha. 

Oh, tapi kamu juga perlu ingat: seiring dengan bertambahnya nominal di slip gaji bulananmu, maka akan bertambah pula tanggung jawab, dan risiko pekerjaan. "Selain itu, 'gaji kecil' juga relatif, tergantung gaya hidup dan kebutuhan karyawan itu sendiri. Coba cek kesehatan finansial dan pengelolaanmu dulu, barangkali mau digaji berapapun tetap kurang karena tidak bisa mengatur keuangan." Ouch, ini mungkin bukan sesuatu yang ingin kamu dengar, tapi kebenarannya—penggunaan uang yang tidak efisien dan tidak sehat dan membuat gajimu tidak pernah cukup—sulit dibantah.

Bilang saja, kamu sudah mengajukan permohonan dan peninjauan kenaikan gaji, tapi perusahaan tempatmu bekerja belum bisa mewujudkannya, apa selanjutnya?

"Jika segala hal di atas sudah ditunjukkan, namun tidak ada perubahan, karyawan perlu mendiskusikan hal ini dengan atasan dan HR masing-masing, karena setiap organisasi mempunyai pertimbangan, penilaian, value dan kemampuan yang berbeda-beda," tegas Bertha. 

Jadi, selamat mencoba—dan jangan lupa cek kebiasaan penggunaan uang bulananmu!