Tips Karier Ini Basi dan Sebaiknya Dicampakkan Saja

Tips Karier Ini Basi dan Sebaiknya Dicampakkan Saja
ISTOCK

Menjadi bibit unggul tidak cukup.

Kamu mungkin mendengarnya, ehm... tahun 90an saat mengantri tiket film Titanic. Atau, saat men-shuffle iPod generasi pertama di Oktober 2001. Ah, era muda dan tidak perlu khawatir dengan produk anti-aging. Oh, yang sedang kita bicarakan adalah tips-tips karier yang "berjaya" pada masanya, tapi sayangnya tidak berlaku lagi di tahun 2018. Seperti yang dituliskan oleh Business Insider, berikut beberapa saran yang berhubungan dengan pekerjaan yang sebaiknya dimasukkan ke dalam kotak nostalgia, alias jangan dipercaya lagi!

1. "Apa pun yang terjadi, ikuti passion-mu"

Mempunyai kecintaan atau hobi tertentu, bukan berarti menjadikannya sebagai pekerjaan utama. Misalnya, kamu suka membuat kue, lantas tanpa babibu dan pertimbangan matang, meninggalkan pekerjaan dan membuka toko kue. Apakah memang dunia membutuhkan toko kue lain? Alih-alih membuka toko kue, coba pikirkan apa yang membuatmu senang membuat kue. Proses pembuatannyakah, atau kesenangan saat melihat mata seseorang bersinar saat mencicipi sesuatu yang enak? Dengan kata lain, kecintaan terhadap kue tersebut, sebenarnya "bisa diekspresikan secara lebih konstruktif, membantu orang lain dan pada saat yang bersamaan membuatmu puas," tulis publikasi tersebut. 

2. "CV dibagusin, pasti dapat pekerjaan lebih mudah."

Nuh-uh. CV hanyalah faktor imut dari proses pencarian kerja. Evangelia Leclaire (seorang pelatih karier) menyarankan untuk memperhatikan hal yang lebih penting, di antaranya memperlebar jaringan, merevisi LinkedIn, memperbaiki komunikasi dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin melakukan itu semua. 

3. "Karena kamu anak Bahasa, pasti pekerjaan yang berhubungan dengan hitung-menghitung tidak cocok denganmu."

Breaking news, my friend: Kamu tidak akan pernah tahu sebelum mencoba. Bisa jadi dulu waktu masih di bangku sekolah, kamu demam setiap kali melihat angka. Namun, siapa yang tahu, bisa jadi sekarang kamu terobses dan tertarik belajar, artificial intellegence, misalnya. 

4. "Keterampilan spesifik merupakan hal paling penting."

Tidak ada yang membantah bahwa pengetahuan khusus yang kamu pelajari bertahun-tahun di universitas merupakan sesuatu yang krusial—tapi tidak sekrusial yang kamu pikirkan. Kemampuan bersosialisasi, menjadi pemimpin, dan bisa berbicara di depan publik adalah spesifikasi yang tidak kalah pentingnya. 

5. "Pekerjaan itu belum diiklan di internet, jadi sebaiknya tidak usah dilamar."

Jangan ragu melamar sebuah pekerjaan, bahkan ketika belum ada pembukaan lowongan di internet. "Pada banyak kasus, para perekrut mulai mengisi kekosongan dan menyortir kandidat," kata Marc Dickstein, seorang pelatih karier—bahkan sebelum iklan lowongan kerja diterbitkan. 

6. "Cuma pekerjaan kok, yang penting gajinya bagus. Tidak masalah jika menderita."

Kamu bekerja 120 jam per minggu, dan digaji 10 kali UMR. Selama 24/7 kamu harus siap siaga, dan benci pekerjaan tersebut sampai ke tulang sumsum. "Kurangnya kepuasaan atau stres yang disebabkan oleh pekarjaan merupakan penyebab utama dari kecemasan berlebih, depresi, dan gangguan mental lainnya," ujar Joanna Echols, seorang pelatih karier dan kesehatan. Jadi, mari membuka lowongan kerja dot com! 

Selanjutnya: Apakah ingin CV-mu dibaca dan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk wawancara? Singkirkan ini terlebih dahulu dari CV.