Yoga vs. Pilates: Mana yang Sebenarnya Lebih Baik Untukmu?

Yoga vs. Pilates: Mana yang Sebenarnya Lebih Baik Untukmu?
ISTOCK

Apakah keduanya pilihan tepat untuk mengurangi berat badan?

Ketika berbicara tentang Pilates dan yoga, keduanya terkadang dianggap sama. "Yoga dan Pilates memang tampak sama," kata Adeline Windy, seorang pengajar yoga. Menurutnya, secara dasar keduanya merupakan olah tubuh dan pikiran (mind) yang berfokus pada membangun kekuatan core muscle (otot inti), meningkatkan keseimbangan (balance), dan kelenturan (flexibility) tubuh. "Keduanya juga memiliki beberapa postur yang serupa, terutama yang menggunakan matras. Dan karena sifatnya adalah therapeutic maka gerakan-gerakan yoga dan Pilates sering digunakan untuk rehabilitasi." Namun bukan berarti keduanya sama persis. 

Secara singkat, yoga lahir di India ribuan tahun yang lalu dan berkembang sampai sekarang dengan berbagai aliran (misalnya Hatha, Iyengar, Ashtanga, Vinyasa, dan Yin Yoga). "Tujuan berlatih yoga adalah untuk menemukan keseimbangan tubuh, pikiran dan jiwa, sehingga secara holistik kita tidak hanya menjadi sehat tetapi juga rileks. Oleh karena itu biasanya kelas diawali dengan latihan pernafasan serta meditasi singkat. Semua gerakan yoga dapat dilakuan di atas matras," kata Adeline. Sementara, Pilates diciptakan oleh Joseph Pilates (warga Jerman) pada abad 20 yang mengembangkan serangkaian latihan fisik yang pada awalnya digunakan untuk rehabilitasi. Dia juga menekuni banyak bidang olahraga termasuk bela diri. Latihan ini kemudian dikenal dengan nama Pilates yang berfokus pada penguatan dan control core muscle atau otot inti. "Gerakan pada Pilates tidak hanya dilakukan di atas matras saja, tetapi juga menggunakan peralatan tertentu antara lain Pilates Reformer, bola dan resistant band," lanjutnya. 

Berdasarkan semua penjelasan itu, Adeline menjelaskan mana yang lebih cocok dan tepat berdasarkan fitness goal pribadimu. 

JIKA KAMU JARANG BEROLAHRAGA...

"Keduanya dapat dilakukan baik bagi mereka yang jarang melakukan olahraga dan rutin," kata Adeline. Alasannya, bagi yang rutin berolahraga, selain sebagai latihan utama, Pilates dan yoga dapat dijadikan latihan pelengkap untuk mengurangi cedera, meningkatkan kelenturan dan kekuatan di beberapa bagian tubuh sehingga akan membantu performa olahraga secara keseluruhan. "Misalnya untuk para pelari atau perenang, yoga dan Pilates akan membantu mereka melatih otot yang tidak terlatih secara optimal saat berlari atau berenang, sehingga tubuh akan tetap dalam keadaan seimbang." Sedangkan untuk orang yang jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga, Adeline menyarankan untuk menyesuaikan intensitas latihan sesuai dengan kondisi tubuh. "Mulailah dengan latihan yang ringan terlebih dahulu, dan jika tubuh sudah mulai beradaptasi dengan baik, perlahan-lahan naikkan frekuensi dan intensitas." 

JIKA KAMU INGIN MEMBENTUK BADAN DAN MENGURANGI BERATNYA...

"Kedua latihan tersebut jika disertai dengan pola makan yang tepat dapat membantu mengurangi berat badan dan membentuk tubuh, walaupun mungkin hasilnya tidak akan optimal," ujar Adeline. Namun, jika memang tujuannya untuk mengurangi berat dan pembentukan tubuh, maka yang harus diperhatikan adalah intensitas dan frekuensi latihan. Ikuti kelas yoga dengan intensitas tinggi, misalnya Power Yoga atau Ashtanga Vinyasa. Gerakan-gerakan yang ada antara lain arm balance, plank, lunges, dan backbend; selain menguatkan juga meningkatkan kelenturan tubuh. Sementara Pilates merupakan latihan yang terkenal efektif untuk menguatkan otot inti. "Dengan melakukan gerakan-gerakan antara lain plank, side plank, reverse Pilates push-up ataupun criss cross, maka kita tidak hanya membangun kekuatan otot tubuh tapi juga memperbaiki bentuknya."

JIKA KAMU INGIN MENGURANGI STRESS...

Keduanya memiliki prinsip bahwa tubuh dan pikiran tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. "Pada dasarnya apabila kita melakukan olahraga (apapun jenisnya) dengan rutin dapat membantu mengurangi stress. Selain mampu meningkatkan hormon endorphin yang akan membuatmu merasa lebih bahagia, juga mengurangi produksi hormon kortisol pemicu stress." Jadi intinya: mari berolahraga!