Perayaan Imlek Sempat Dilarang di Era Orde Baru, Ini Sejarah Imlek di Indonesia

Imlek Sempat Dilarang, Ini Sejarah Imlek di Indonesia
Sejarah Imlek di Indonesia

Perayaan tahunan imlek atau tahun baru China ini sempat memiliki pasang surut dalam sejarah di Indonesia. Berikut sejarah Imlek di Indonesia

Perayaan Imlek merupakan sebuah perayaan tahun baru China. Perayaan ini dirayakan secara tahunan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan Imlek ini memiliki sebuah ciri khas dalam berpakaian, yakni menggunakan warna yang berunsur serba merah.

Tak hanya dijadikan sebagai momen untuk bersiturahmi dengan keluarga maupun kerabat, dalam perayaan ini juga diramaikan dengan kesenian tradisi khas Tiongkok. Kesenian yang paling melambangkan perayaan Imlek ini adalah adanya Barongsai dan juga Liong di sejumlah tempat untuk memeriahkan perayaan Imlek.

Perayaan yang berasal dari negeri tembok raksasa ini nyatanya memiliki sejarah yang cukup pelik di Indonesia. Untuk itu, Woop telah merangkum sejarah mengenai Imlek di Indonesia. Selamat membaca!

Sejarah Imlek di Indonesia

Imlek di Era Orde Lama

Sejarah Imlek Indonesia - Era Orde Lama
Sejarah Imlek Indonesia - Era Orde Lama

Perayaan Imlek memang tak pernah lepas dengan kehidupan politik di Indonesia. Perayaan Imlek di Indonesia bermula sejak tahun 1968 - 1999. Perayaan Imlek masih berlangsung sejak tahun 1946 di saat presiden pertama Indonesia, yakni Ir. Soekarno menetapkan hari Imlek ini sebagai hari raya umat beragama dan menetapkan sebagai hari libur nasional. Presiden Soekarno diketahui membangun persahabatan dengan pemerintah Tiongkok. Hal tersebut terbukti dengan apresisasi pemerintah dalam bentuk kebijakan oleh Soekarno yang memberikan Ketetapan Pemerintah tentang Hari Raya Umat Beragama. Di dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Tahun Baru Imlek, Ceng Beng atau ritual mengunjungi makam sekaligus membersihkan makam leluhur, dan hari lahir dan wafatnya Khonghucu ditetapkan sebagai hari libur.

Baca juga : Perbedaan Cara Meriahkan Imlek di Indonesia & 4 Negara Lainnya

Imlek di Era Orde Baru

Sejarah Imlek Indonesia - Era Orde Baru
Sejarah Imlek Indonesia - Era Orde Baru

Meskipun sempat mengalami kelancaran dalam merayakan perayaan Imlek, nampaknya masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia juga sempat alamai pasang surut dalam merayakan perayaan Imlek di Indonesia. Ya, pada saat era Orde Baru, etnis Tionghoa mengalami sebuah kekangan dari pemerintah. Presiden Soeharto, selaku presiden yang menjabat di era orde baru itu mengeluarkan sebuah Inpres atau Intruksi Presiden mengenai Pembatasan Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tiongkok pada tahun 1967. Ketetapan ini mengharuskan masyarakat Tionghoa di Indonesia melakukan perayaan tahun baru China ini secara tertutup. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan Presiden Soeharto yang melarang adanya perayaan Imlek, dengan catatan, adat Tionghoa boleh dirayakan secara tertutup di lingkungan keluarga. Selain itu, Imlek, Cap Go Meh, dan Barongsai dilarang untuk tampil di publik.

Imlek di Era Reformasi

Sejarah Imlek Indonesia - Era Reformasi
Sejarah Imlek Indonesia - Era Reformasi

Meskipun sempat mengalami pasang surut untuk merayakan perayaan Imlek ini, memasuki era reformasi, Presiden Abdurrahman Wahit atau kerap disebut dengan Gus Dur mencabut Inpres mengenai Pembatasan Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tiongkok. Dalam masanya, Imlek dibebaskan dari Inpres dan bebas untuk dirayakan secara publik pada tahun 2000. Satu tahun setelahnya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur fakultatif melalui keputusan yang dibuat oleh menteri Agama.

Artinya, perayaan Imlek ini hanya dijadikan sebagai hari libur bagi masyarakat Tionghoa saja atau bagi yang merayakan perayaan Imlek saja. Pada tahun 2002, saat Indonesia berada di bawah pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, Imlek resmi dijadikan sebagai hari libur nasional, baik yang merayakan maupun yang tidak, alias dijadikan tanggal merah.

Nah, itu tiga sejarah yang menjelaskan adanya pasang surut dalam perayaan Imlek di Indonesia. Meskipun Presiden Megawati Soekarnoputri telah memutuskan hari tahun baru China sebagai hari libur nasional, namun masyarakat dengan etnis Tionghoa mengaku bahwa kenyamanan seutuhnya muncul saat berada di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ya, penyebutan masyarakat China tidak lagi diberlakukan. Presiden SBY menghapus sebutan China dan juga membawanya kembali dengan sebutan etnis Tionghoa.

Itu lah sejarah Imlek di Indonesia yang dapap memperluas wawasanmu! Happy Chinese New Year, Woop Ladies!

Selanjutnya: Sejarah baru kembali tercetak lewat Awkwafina dalam ajang penghargaan Golden Globe Awards 2020. Simak ulasan lengkapnya!