Jangan Pernah Membeli Sesuatu Tanpa Mengajukan 3 Pertanyaan Ini

Jangan Pernah Membeli Sesuatu Tanpa Mengajukan 3 Pertanyaan Ini
ISTOCK

Stop impulsive buying.

Ah, membeli sesuatu secara impulsif memang yang masih sulit dikendalikan. Apalagi tiap bulan, tren baru bermunculan dan semuanya cantik dan lucu (hello, sneakers)—dan diskon yang sepertinya tidak memiliki tanggul sehingga selalu membanjiri ke mana pun kamu pergi! Namun, jika melihat dari rekening bankmu (dan tagihan kartu kreditmu) beberapa tahun terakhir (baca: kondisinya mengenaskan karena terlalu sering belanja baju dan tas, dan sepatu), sepertinya aksi menahan diri harus diterapkan. Tidak hanya menyelamatkan keuangan, tapi juga membuat lemarimu lebih rapi (tidak ada lagi tuh, masalah "lemari terlalu penuh"), dan paling penting: menghindari kebingungan mau pakai apa di pagi hari (hei, kita semua pernah mengalami ini, tidak mampu memilih karena terlalu banyak pilihan). Jadi, apa langkah konkretnya? Ajukan tiga pertanyaannya sebelum menambahkan sesuatu ke dalam lemarimu. 

1. Apakah ini sesuatu yang saya suka?

Sering kali kita membeli sesuatu gara-gara harganya sangat terjangkau. Lagi diskon 80%—siapa tahu nanti butuh. Padahal, selama lebih dari 25 tahun hidup, tidak pernah sekali pun kita memiliki yang sesuatu sedikit mirip dengan benda tersebut, alias "sama sekali bukan gayaku". Salah satu cara mengetes apakah tas tersebut merupakan sesuatu yang kamu butuh dan mau adalah (pura-pura) jalan menjauhinya. Jika terngiang-ngiang dan terbayang-bayang di pikiran satu atau dua hari setelahnya, silakan kembali lagi ke toko tersebut.

2. Berapa kali bisa memakainya dan apakah tetap berlaku sampai tahun depan?

Livia Firth, Pendiri dan Direktur Kreatif Eco Age Ltd, dan istri dari aktor Colin Firth, menuliskan sebuah cara untuk lebih bijak saat berbelanja, yakni dengan bertanya: Apakah itu akan saya gunakan minimal 30 kali? Lebih dari sekali (tidak hanya persis setelah dibeli), dan bisa dipadankan dengan banyak hal (tidak hanya satu atasan atau bawahan)? Jika jawabannya iya, yep... mengantrilah di kasir. Dan (menghela nafas) soal tren, memang sulit untuk memalingkan kepala saat melihat jejeran ikat pinggang atau boots cantik yang sepertinya memanggil-manggil dengan suara menggoda. Namun, coba pikiran: tahun depan, apakah kamu akan tetap semangat saat mengeluarkannya dari lemari—dan tetap menganggapnya "harta karun"? Jika tidak, segeralah pergi dari tempat itu. Serius, sama sekali tidak ada gunanya; kemungkinan besar akan mengendap di lemarimu, sampai cucumu besar dan ingin berdandan retro ala nenek. 

3. Apakah ini sesuatu yang saya butuhkan dan membuat nyaman?

Modelnya lucu sih, tapi apakah benar-benar dibutuhkan dan membuat pilihan pakaian ke kantor (misalnya) semakin banyak, atau sebenarnya hanya memuaskan keinginanmu untuk memiliki sesuatu yang baru? Dan, oh, apakah nyaman? Jujur saja, kita semua punya beberapa benda yang teronggok di lemari, tidak pernah dipakai karena saat dibeli mendapat potongan harga gila-gilaan; bentuknya sih bagus, tapi ketat banget, membuat keringat bersimbah, atau sama sekali tidak cocok untuk acara apa pun (kecuali pesta Halloween). Jangan biarkan baju tersebut berakhir dengan nasib menyedihkan seperti itu. Tidak mudah dilakukan, tapi singkirkan emosi ketika berbelanja, belilah dengan logika dan—kamu akan menghemat banyak duit. 

Bisa, ya? Sekarang, jangan lupa untuk berpartisipasi dalam gerakanslow fashion yang sedang tren.