Kamu Diam-Diam Tidak Suka dengan Cincin Pertunanganmu, Apa yang Harus Dilakukan?

Kamu Diam-Diam Tidak Suka dengan Cincin Pertunanganmu, Apa yang Harus Dilakukan?
ISTOCK

Rasanya ingin menangis.

Saat pacar melamar dan memberikan cincin, dengan antusiasme yang terlihat tulus kamu berkata: "Bagus banget cincinnya!" Mata berkaca-kaca dan wajah berseri-seri. Namun, jauh di dalam, paling dalam lubuk hati kamu berujar dengan suara lirih: "Yah, kok gini." atau "Permatanya kok, cuma satu." 

Ada sebuah kejadian di Twitter tiga bulan lalu yang memancing keriuhan dan protes. Asalnya, seorang perempuan memposting foto cincin yang diberikan pacarnya saat dilamar dan menuliskan: "Bayangkan akhirnya dilamar dan cincin ini diberikan kepadamu," lengkap dengan emoji wajah menangis bercucuran (lima biji). Well, bisa diprediksi respon penghuni Twitterland: hujaman, kritik, hinaan karena mereka pikir perempuan tersebut tidak tahu terimakasih dan palsu. Plus, menitikberatkan bahwa ukuran itu tidak penting. 

Jika dipikir-pikir dan jujur diakui, ketika seseorang melamar dan mempersembahkan cincin pertunangan kemungkinan kita tidak menyukainya lumayan besar, yakni 50-50. Apalagi, jika seleramu berbeda dengannya. Dia bisa saja penggemar berat batu akik, sementara kamu... melihatnya saja tidak sudi. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan jika ternyata setelah dipersembahkan dengan cinta pun, kita tetap (diam-diam) ingin teriak "cincinnya jelek banget?" tanpa memberikan kesan bahwa kita monster dan mahluk yang tidak tahu diri? Ada kok, solusinya. 

EKSPRESIKAN PERASAANMU DENGAN HATI-HATI

Seorang ahli etiket bernama Emily Post menyarankan untuk berani menyatakan perasaanmu tentang cincin tersebut. Asal... dengan hati-hati-hati dan penuh perasaan.

"Kamu perlu mengutarakan kepada tunangan tentang rasa tidak sukamu. Dengan bijak jelaskan bahwa sama sekali tidak terbayangkan olehmu memakainya. Lebih dari itu, coba untuk sensitif terhadap perasaan pasanganmu, karena kemungkinan besar [mereka] memilih cincin tersebut dengan hati dan pemikiran dalam, dan bisa jadi reaksi mereka akan bercampur aduk ketika menanggapi permintaanmu." 

MODIFIKASI BERSAMA-SAMA

Opsi lain adalah memodifikasinya dan menganggapnya sebagai proyek kreatif kalian berdua. Setelah kalian berdua setuju untuk mengubahnya sedikit, kunjungi toko perhiasaan dan cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk mengakomodasi seleramu dan pasanganmu. Hal ini penting karena pasti tidak ingin menyia-nyiakan sesuatu yang sudah dibeli dengan harga yang tidak murah. 

DITERIMA DAN BELAJAR UNTUK MENYUKAINYA

Ada kemungkinan besar kamu akan menyukainya seiring dengan berjalannya waktu. The Knot menuliskan bahwa karena akhirnya kamu bisa melihat sisi sentimental di baliknya, sehingga jatuh cinta dengan cincin tersebut. Ibarat pepatah: cinta karena terbiasa. Apalagi jika kamu tidak ingin menyakiti perasaan pasanganmu. 

"Kesan pertama, bahkan dengan cincin, bisa rumit dan menipu. Sebelum protes, berikan sedikit waktu. Akan membantu juga untuk mencari tahu mengapa dia memilih cincin tersebut. Mungkin ada cerita di baliknya atau bentuknya sama dengan milik ibu atau neneknya. Mungkin ketika dia melihatnya, dia merasakan sesuatu yang berbeda. Terkadang cerita-cerita seperti itu akan membuatmu mengerti alasan pasanganmu dan perasaanmu pun berubah terhadap cincin tersebut," tulis Brides.com

Sebuah artikel di Loverlymenuliskan, "Jangan lupa simbol di balik cincimu. Sebuah cincin adalah hadiah yang intinya menunjukkan cinta dan komitmen pasanganmu saat memulai hidup baru bersama. Coba pikirkan kerja keras pasanganmu saat memilihnya, atau apa yang diucapkannya saat melamarmu dengan cincin tersebut—ini mungkin akan mengubah cara pandangmu." 

JANGAN KATAKAN APAPUN JIKA...

... Kamu hanya merasa tidak puas dengan cincin tersebut karena ukuran berliannya yang kurang besar. Brides.com menuliskan bahwa jika kamu tidak sudi menerima cincin pertunangan karena alasan tersebut, ini sama saja dengan mengatakan bahwa si dia  tidak berusaha cukup keras. Padahal, pastinya pasanganmu sudah mencari cincin paling cantik yang bisa dibelinya. 

"Pertanyaan yang saya ingin ajukan adalah, 'Apakah kamu berniat untuk menciptakan kehidupan bersama yang bahagia dan harmonis?'" ujar Dana Corey, seorang ahli hubungan kepada Brides.com. Jika kamu memang sudah berbuat salah, "tarik nafas, minta maaf karena bersikap materialistis dan sudahi. Atau pertimbangkan lagi motifmu, dan jujurlah pada diri sendiri apakah memang kamu sudah siap menikah."