3 Manfaat Makan Bersama Keluarga

3 Manfaat Makan Bersama Keluarga
ISTOCK

Bisa mengatasi obesitas dan menjauhkan anak—dan orangtua dari ponsel.

Kabar baik untuk para orangtua yang selama ini selalu bersikeras, memanggil (nyaris berteriak sampai urat leher mau putus), mendorong-dorong sampai menarik-narik ke meja makan setiap anak dan anggota keluarga untuk makan bersama: kamu melakukan sesuatu yang benar. Usahamu (meneror lewat WhatsApp keluarga setiap hari, sampai terkadang menelepon—eh, siapa sih yang masih melakukan ini?) itu banyak efek positifnya. Jadi, lanjutkan! Oh, untuk para orangtua yang sepertinya "tidak mungkiiin" bisa makan bersama setiap hari (apalagi tiga kali sehari) karena harus makan di depan Mac dan bersama iPhone (baca: di kantor atau di jalan), tidak perlu panik. Targetkan, sebisa mungkin tiga kali seminggu—pilih mana yang memungkinkan, apakah sarapan, akhir pekan, atau makan malam. Pasalnya, ketika cita-citamu adalah membesarkan anak yang mens sana in corpore sano, makan bersama dalam keluarga itu memiliki peranan penting. 

1. Meningkatkan rasa percaya diri dan tahan banting

Meja makan adalah tempat berbagai cerita tersampaikan dan diskusikan sehingga anak tahu tentang dirinya, keluarganya, dan apa yang terjadi (peristiwa baik atau buruk). Menurut penelitian, anak-anak yang makan bersama dengan keluarganya secara teratur, akan "tahu lebih banyak tentang sejarah keluarganya dan cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, berinteraksi lebih baik dengan temannya dan lebih tahan banting saat menghadapi kesulitan." 

2. Mengurangi obesitas dan eating disorder

Beberapa penelitian menguatkan sisi positif dari kebiasaan makan bersama, termasuk kaitannya dengan obesitas dan eating disorders. Misalnya, disimpulkan bahwa rutinitas ini membuat kemungkinan anak makan berlebihan semakin kecil. Selain itu, mereka mengonsumsi makanan yang lebih sehat (sayuran dan buah-buahan menjadi menu tetap) dan mengalami gangguan (yep, maksudnya ponsel atau tablet) lebih minim. Dengan kata lain, karena makan diselingi dengan obrolan, maka anak dan seluruh anggota keluarga akan lebih fokus pada makanan dan percakapan. 

3. Meningkatkan prestasi akademis

Anne Fishel, seorang psikolog dan penulis buku Home for Dinner, menuliskan: "Penelitian menemukan bahwa untuk anak-anak muda, waktu makan malam meningkatkan kosa kata [mereka] bahkan lebih banyak dibandingkan membaca buku dengan lantang... Para anak mempelajari 1000 kata langka selama di meja makan, dibandingkan dengan hanya 143 [kata] dari orangtua yang membaca dongeng keras-keras. Anak-anak yang memiliki kota kata luas akan membaca lebih dini dan lebih mudah." Dan seiring bertambah umur, keuntungan intelektual yang dituai semakin hebat. "Untuk anak muda usia sekolah, waktu makan regular merupakan prediktor yang lebih kuat atas pencapaian nilai yang tinggi dibandingkan waktu yang dihabiskan di sekolah, mengerjakan PR, berolahraga atau melakukan kegiatan seni."