Serius, makan es krim bisa mengurangi berat badan?
Percaya atau tidak, ada sebuah tren diet yang sedang beredar di luar sana, perkenalkan: diet es krim. Eh? Mungkin sulit menghubungkan es krim dengan diet, tapi konon pola makan ini berpotensi menolongmu mengurangi berat badan, mengurangi gelaja-gejala PMS, mengurangi resiko terkena kanker usus dan mengurangi tekanan darah. Mendengarnya saja, bikin meleleh.
Adalah Holly McCord, seorang ahli gizi dan mantan editor nutrisi majalah Prevention yang pertama kali mencetuskan istilah tersebut dalam bukunya yang berjudul sama, The Ice Cream Diet, pada tahun 2002. Di dalam buku tersebut, McCord menyarankan publik untuk menikmati satu porsi es krim setiap hari sebagai bagian dari diet mereka, tapi pastinya dibarengi dengan makanan rendah kalori dan sehat saat sarapan, makan siang, dan malam. Lebih spesifik, McCord menganjurkan kita untuk mengonsumsi 1.250 kalori per hari, plus satu porsi es krim, sehingga secara keseluruhan menjadi 1.500 kalori.
Beberapa studi mendukung "kebaikan" es krim—makanan yang selama ini sepertinya dianggap sebagai "enak tapi tidak sehat."
Pada tahun 2016, sebuah studi yang dilakukan oleh Brigham and Women’s Hospital dengan Harvard Medical School menyimpulkan bahwa meningkatkan konsumsi produk-produk susu bisa membantu para wanita lanjut usia dan paruh baya menjaga berat badan ideal mereka. Sementara itu, Centre of Neuroimaging Sciences di Institute of Psychiatry di London menemukan bahwa mengonsumsi es krim bisa membuatmu bahagia, karena es ini mengaktifkan zona kebahagiaan di dalam otak.
Yeay! Eitss... tunggu dulu... ingat pesan dari Pusat Kesehatan Medis Universitas Pittsburgh: mencoba mengikuti sebuah tren diet dengan terlalu antusias bisa menyebabkan masalah pengendalian berat badan dalam jangka panjang, meningkatkan resiko pertumbuhan penyakit-penyakit kronis dan mengurangi kemampuan fisikmu.
Jadi, intinya: pola makan yang seimbang dan bernutrisi, sambil sesekali menikmati es krim—contohnya setelah kamu membaca artikel ini.
