Alami Pelecahan Seksual, Sejumlah Perempuan Laporkan Jasa Transportasi Online

Alami Pelecahan Seksual, Korban Laporkan Jasa Transportasi
Jasa transportasi online (ilustrasi)

Kerap menerima kekerasan seksual saat berkendara, sejumlah perempuan laporkan perusahaan jasa transportasi ke kepolisian.

Sejumlah perempuan telah bergabung untuk melakukan gugatan hukum kepada perusahaan tumpangan online, Lyft, akibat kekerasaan seksual yang sering diterima dari pengemudinya.

Sekitar 19 perempuan telah menggugat Lyft minggu ini, bergabung dengan daftar panjang orang-orang yang kecewa dengan pelayanan perusahaan tersebut.

Lyft sendiri merupakan perusahaan jaringan transportasi online yang berbasis di Amerika Serikat, tepatnya di San Franscisco.

Kabarnya, mereka kecewa karena Lyft telah gagal mencegah pengemudinya melakukan tindakan kekerasan seksual pada penumpang perempuan.

Sayangnya, setelah para perempuan melaporkan tindakan tersebut, Lyft tidak menindaklanjuti laporan itu lebih seksama. Parahnya, menurut penuturan para korban, Lyft cenderung mengabaikan gugatan yang telah diajukan ke Pengadilan Tinggi San Francisco tersebut.

Baca juga: Air Ketuban Pecah, Ibu Ini Terpaksa Melahirkan Bayi di Pesawat

Lyft (nytimes.com)
Lyft (nytimes.com)

"Ini bukan hanya kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan, melainkan bagaimana perusahaan telah menutup-nutupinya," ucap Michael Bomberger, pengacara yang melakukan gugatan dilansir dari NYTimes.

Tak hanya itu, Bomberger mengatakan perusahaan yang bersaing dengan Uber tersebut juga menolak memberikan informasi yang akan membantu proses penyelidikan.

Padahal menurut statistik dari Uber, 3045 orang di Amerika Serikat mengatakan pernah mengalami kekerasan seksual saat berada dalam perjalanan. 

Menjawab laporan itu, Alexandra LaManna, juru bicara Lyft mengatakan, "Tahun ini, hampir satu dari lima karyawan perusahaan telah berdedikasi untuk membentuk inisiatif yang memperkuat layanan platform pada fitur keselamatan."

Selain itu menurut LaManna, Lyft juga telah mengumumkan bahwa mereka akan memeriksa latar belakang kriminal setiap pengemudi untuk mencegah timbulnya hal yang tak diinginkan.

Meski begitu, Bomberger menyarankan perusahaan itu perlu melakukan tindakan lebih jauh, seperti memasang kamera pengawas yang membuat pengemudi sadar tindakannya sedang direkam.

Selanjutnya: Mimpi buruk terpaksa dialami ibu dan dua anaknya, saat mereka terpaksa tinggal di dalam mobil untuk waktu yang lama.