Apabila Setelah 30 Menit Anak Tidak Mau Makan, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Life
ISTOCK

Lanjutkan, atau #2018gantimenu.

Pesawat bermerek "nasi dan brokoli" itu sudah berkali-kali mengitari langit, tapi izin mendarat belum dirilis. Video Pororo sudah diulang-ulang, tapi si kecil... tidak mau makan. Nasi yang tadinya lembut, sekarang menciut. Orangtua frustrasi—dan begitu pun anak.

Woop turut prihatin dan berempati. Oleh karenanya, untuk membantumu para orangtua, Woop menghubungi seorang dokter spesialis anak, dr. Caessar Pronocitro, Sp.A., MSc., dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Banten.

“Untuk memberi makan kepada anak, orangtua memang harus bersabar dan meluangkan waktu,” ujar Caessar.

Ini sudah sangat bersabar! Para dewa Titan saja kalah! 

“Agar anak doyan makan untuk jangka panjang, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pemberian makan responsif atau responsive feeding, seperti direkomendasikan oleh Badan Kesehatana Dunia (WHO)," lanjutnya. 

Karena capek dan otak menolak bekerja ekstra, boleh dijelaskan apakah itu?

Responsive feeding memiliki arti memberikan makan dengan memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang bayi, serta memberikan respon yang baik sesuai aspek psikososial,” jawabnya.

Kami semua mendengarkan.

Menurut Caessar, pemberian makan yang dianjurkan meliputi:

  1. Memberikan makan secara langsung (menyuapi) untuk bayi yang masih berada pada tahap awal makan, atau membantu proses makan untuk anak yang lebih besar dengan melihat tanda apakah anak masih lapar atau sudah kenyang. (Nah!)

  2. Memberi makan dengan sabar, mendorong anak makan tetapi tanpa memaksa.

  3. Mencoba berbagai kombinasi, rasa, dan metode yang baik dalam mendorong bayi atau anak agar makan.

  4. Meminimalkan distraksi selama makan seperti mainan, TV, gadget.

  5. Mengingat bahwa waktu makan adalah suatu proses pembelajaran dan kasih sayang, jadi ajak bicara bayi atau anak serta kontak mata selama makan.

Berbagai cara dilakukan. Malah terkadang, mungkin jika dilihat oleh tetangga atau teman, orangtua terkesan "memaksa" anak menghabiskan makanannya. Seperti tontonannya yang harusnya R+, ternyata PG (butuh bimbingan orangtua).

Berbicara tentang kesalahan, Caessar mengungkapkan beberapa kekeliruan yang sebaiknya dihindari oleh orangtua saat memberikan makan kepada anak. Di antaranya:

  • Menganggap bayi atau anak harus menghabiskan makanan apa pun caranya, padahal memaksa makan justru akan menciptakan trauma.

  • Mengalihkan perhatian dengan makan sambil berjalan-jalan, menonton, bermain, padahal makan haruslah menjadi proses yang dinikmati oleh anak, dengan duduk dan tidak ada distraksi.

  • Menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat anak makan sampai habis, padahal apabila sudah 30 menit dan bayi atau anak tidak menunjukkan tanda lapar atau tertarik makan proses makan harus diakhiri karena sudah tidak optimal lagi.

Oh, Dok, tahu 'kan dengan metode 'pesawat-pesawatan' itu? Klasik, sudah diterapkan dari generasi ke generasi, tapi sampai sekarang masih ampuh. Walaupun tidak selalu. 

“Metode pesawat-pesawatan boleh saja dilakukan, sepanjang orangtua menjaga agar proses makan tetap berlangsung dengan kasih sayang dan tidak ada distraksi seperti mainan. Jangan sampai metode ini malah disalahgunakan menjadi memaksa atau mencekoki. Selama proses makan tetap interaktif dan penuh kasih sayang maka pasti berpengaruh positif,” komentarnya.

Terus terang Dok, metode seperti itu dipilih oleh orangtua terutama ketika anak kemungkinan besar tidak akan menyukai menu hari itu. Sebut saja nasi, brokoli dan teman-temannya. Lalu, akal lainnya adalah mencampurkan (baca: meluluhlantakkan agar tidak berwujud) sayuran dengan nasi. Saat inspeksi dilakukan oleh anak dan oh, ternyata tidak ada brokoli, oke boleh lanjut! Yam. Hap. Apakah ini sebuah pembohongan? 

“Agar anak bisa terbiasa atau mau memakan suatu jenis makanan, bisa jadi dibutuhkan waktu. Terkadang diperlukan hingga 15 kali dicoba dan diperkenalkan barulah anak mau menerima suatu jenis makanan. Jadi, jangan menyerah! Tetaplah mencoba memperkenalkan jenis makanan tersebut tanpa memaksanya. Boleh saja mencoba berbagai olahan dan kombinasi sebagai usaha memperkenalkan suatu jenis makanan tersebut,” Caessar memberikan semangat.