Apakah Kamu Benar-Benar Harus Memiliki Resolusi Diet Setiap Tahun?

Apakah Kamu Benar-Benar Harus Memiliki Resolusi Diet Setiap Tahun?
ISTOCK

Siap-siap terkejut dengan jawaban ahli gizi ini.

Fakta: hidup lebih sehat adalah resolusi terfavorit tahun baru. Fakta lain: hampir 80% dari resolusi akan mulai ditinggalkan pada minggu kedua Februari. Jadi, jangan patah hati jika kamu salah satu dari yang menyerah tersebut, karena kamu tidak sendirian. 

Mari membicarakan tentang resolusi pola makan. Woop bertanya kepada Leona Victoria, MNutrDiet, seorang praktisi ahli gizi: apakah memang harus memiliki resolusi diet? Well, paling tidak dari kacamata seorang ahli gizi. 

"Menurut saya tidak," tulisnya lewat email. Pasalnya, "pilihan dan komitmen untuk mengubah pola gaya hidup dan makan dapat dimulai kapan saja kok," tegasnya. 

Seperti yang disebutkan statistik di atas, resolusi apa pun (APA PUN) lebih sering gagal dibandingkan sukses. Seorang manusia biasa yang suka makan dan mengemil seperti Woop pasti penasaran dengan penyebabnya. 

"Resolusi diet seringnya terlalu ambisius," paparnya. "Tidak diikuti dengan research yang cukup untuk menjalankan resolusi diet tersebut ataupun resolusi tersebut tidak sesuai dengan gaya hidupnya sehingga terlalu memaksakan dan tidak comfortable untuk dijalani." 

Satu hal: mana yang lebih baik, resolusi mencoba diet baru atau gaya hidup/pola makan yang lebih sehat

"Tentunya mencoba mengubah gaya hidup dan pola makan yang lebih sehat," paparnya. "Keep in mind there is no one diet fit all. Jadi pola makan yang sustainable pasti ada variasi sedikit-sedikit tiap orang. Diet baru, biasanya merupakan Fad Diet, atau diet yang menyesatkan karena tidak didasari oleh science. Jadi saya sarankan untuk tidak fall into fad diet."

Dan kalaupun kamu ingin mencoba satu diet tertentu, Leona menyarankan agar memilih "resolusi yang sesuai dengan gaya hidup kita sendiri, dan tidak ikut-ikut orang lain."  Dan jangan terburu-buru. "Pelan-pelan mengubah pilihan makan menjadi lebih sehat secara sadar sehingga menjadi sebuah kebiasaan," sarannya. "Misalnya jika membeli kopi di gerai kopi, mintalah susu non-fat dan gula stevia daripada susu dan gula biasa. Biasakan minum air putih, kurangi makanan yang digoreng sebisa mungkin."

Atau lebih aman dan informasi yang cocok dengan kebutuhan dan kondisimu, berkonsultasilah kepada ahli gizi. Karena, jujur saja, terkecuali kita lulusan sekolah gizi dan berprofesi itu, pengetahuan kita tentang nutrisi, diet dan berat badan yang sehat sangat terbatas. 

Jadi, bagaimana agar "resolusi" hidup sehatmu 80% sukses? 

"Ya tentunya, gaya hidup yang sehat dan high mobility, banyak bergerak di luar rumah," tuturnya, dan perhatikan apa yang kamu masukkan ke dalam mulut. Banyak ahli gizi, termasuk ini, berpendapat bahwa jika tujuanmu adalah mengurangi berat badan, nutrisi yang sehat dan seimbang yang masuk ke tubuh tidak kalah pentingnya dengan olahraga. 

Oleh karena Leona tahu persis bagaimana sulitnya berusaha memiliki—resolusi—hidup sehat, ahli gizi ini membocorkan beberapa trik agar kamu tetap berada di jalur yang tepat. Contohnya ini: 

  • Selalu sediakan air putih baik di tempat kerja dan di kendaraan. Alasannya, "dehidrasi sering disalahartikan sebagai perasaan lapar, sehingga membuat orang mengemil padahal sebenarnya haus. Minum air putih juga jauh lebih baik daripada minum minuman bersoda ataupun teh manis.  
  • Miliki jam makan yang teratur. "Melewatkan jam makan biasanya akan membuat kita merasa sangat lapar sehingga akan 'balas dendam' di jam makan berikutnya. Biasakan juga ada jam morning dan afternoon tea."   
  • Siapkan cemilan untuk pagi dan sore hari dari rumah. "Dengan demikian kita bisa mengatur apa yang menjadi kudapan kita sehingga tidak tergoda untuk mencari cemilan tak sehat di sekitar tempat kerja."

Semoga saran di atas membantu resolusi hidup sehatmu dan bertahan sampai 31 Desember 2019. Dan seandainya kamu berminat hidup sehat dengan menikmati smoothie setiap hari, perhatikan bahan-bahannya karena tidak semua smoothie sehat.