Apakah Memang Makan Ikan Lebih Baik dari Daging?

Apakah Memang Makan Ikan Lebih Baik dari Daging?
ISTOCK

Naratif ini memberikan kesan negatif pada konsumsi daging. 

Sekarang sedang heboh kampanye tentang makan ikan lebih sehat dari makan daging. Kampanye yang sekilas terdengar seperti mendewakan ikan dan mengantagoniskan daging. Rasanya agak sedikit tidak adil. Untuk memberikan kesempatan daging membela diri, dan mencari tahu apakah benar ikan lebih baik dari daging, WOOP bertanya kepada John Baglioni, MPH, RD, CDN, seorang nutrisionis dari Green Life Center, sebuah pusat kesehatan yang menyediakan makanan sehat dan enak, produk-produk organik, kelas olahraga, personal training, pelatihan nutrisi, dan kelas memasak. John menjelaskan ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam isu ikan vs daging ini, termasuk jenis ikan, cara penyajian makanan, porsi makanan, dan kuantitas konsumsi anak-anak dan orang dewasa.

Lalu bagaimana dengan isu polusi air laut sehingga ikan kemungkinan terkontaminasi senyawa beracun? Atau keprihatinan bahwa penangkapan ikan sekarang sangat berlebihan? Berikut penjelasannya. 

WOOP: Apakah makan ikan lebih baik daripada makan daging?

John Baglioni: Baik makan ikan dan daging memiliki fungsi penting dalam pola makan yang sehat. Daging dan ikan merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral. Akan tetapi, penelitian membuktikan bahwa mengurangi konsumi daging merah dan meningkatkan asupan ikan bisa meningkatkan kesehatan kita. Secara umum, saya memang setuju dengan pernyataan bahwa makan ikan lebih sehat. 

Apa arti "lebih baik" di sini? 

Ikan mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan kebanyakan daging—sebuah fakta yang penting untuk kita ketahui. Lemak jenuh meningkatkan level kolesterol di dalam darah, yang bisa menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, banyak jenis ikan, termasuk salmon, mackerel, albacore tuna, dan sardin, mengandung lemak asam Omega 3 yang baik untuk jantung, yang menurunkan level kolesterol tidak sehat dan mengurangi inflamasi. Lemak asam Omega 2 ini juga memainkan peranan penting dalam fungsi otak dan memori.

Ada kesan bahwa daging memainkan peran antagonis dalam diet manusia. Apakah memang makan daging memiliki dampak yang sangat negatif? Jenis daging mana yang baik dan kurang baik bagi kita? 

Sebelum saya jawab, ada baiknya terlebih dulu membicarakan tentang kategori daging. 

Pada dasarnya, daging sapi, daging babi, dan daging kambing termasuk dalam kategori daging merah, sementara unggas (ayam dan kalkun) tergolong daging putih. 

Jika memang suka makan daging, tidak ada salahnya juga karena memang memiliki peranan penting dalam pola makan sehat. Daging merupakan sumber tepat untuk zat besi, vitamin B, dan protein. Menurut saya, isunya di sini adalah bagaimana cara mengontrol porsinya. Porsi normal daging merah masak adalah sekitar 90 gram, kira-kira seukuran tumpukan komplit kartu remi. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih dari 90 gram daging merah dalam sehari bisa meningkatkan resiko terkena kanker kolorektal. Juga, menyarankan untuk mengonsumsi daging merah tidak lebih dari enam kali hidangan dalam seminggu. 

Unggas, terkhusus bagian dada, memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibandingkan daging merah, sehingga menjadi pilihan yang lebih sehat. Mengonsumsi unggas secara regular tidak menyebabkan resiko kesehatan yang sama dengan daging merah—jika dimasak dengan cara yang sehat. 

Selain itu, penting untuk ditekankan bahwa daging olahan, seperti daging dingin dan hot dogs, memberikan resiko kesehatan yang lebih besar dibandingkan daging non olahan.

Bagaimana cara kita memasak daging tersebut bisa meningkatkan resiko kanker. Memasak daging dalam temperatur tinggi, seperti dipanggang dan digoreng, bisa menyebabkan senyawa penyebab kanker terbentuk di dalam daging. Cara terbaik adalah dengan memasaknya pada suhu lebih rendah, seperti baking dan roasting, untuk mencegah senyawa-senyawa tersebut terbentuk. Metode masak lambat ini cenderung lebih sehat karena biasanya menggunakan lebih sedikit lemak selama proses berlangsung. 

Jika kita hanya makan ikan, apakah kita akan mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan?

Jawaban singkatnya, tidak. Kita masih butuh makan banyak sayuran, buah-buahan, dan gandum-ganduman. Makanan ini menyediakan karbohidrat, serat, dan nutrisi lain tidak terdapat pada ikan dan daging. Memang benar bahwa meningkatkan konsumsi ikan bisa meningkatkan kesehatan, tapi itu hanya merupaka separoh bagian dari pola makan seimbang.