Benarkah (Benar, Nih) Kuning Telur Tidak Sehat?

Benarkah (Benar, Nih) Kuning Telur Tidak Sehat?
ISTOCK

Seorang ahli gizi menjawab apakah ini mitos atau fakta.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan menyinggung siapapun, WOOP selalu merasa prihatin dengan mereka yang alergi telur. Mereka tidak tahu salah satu makanan ternikmat di dunia. Namun di sisi lain, mereka "beruntung" karena tidak perlu berpartisipasi dan beradu otot dan urat dalam perdebatan: kuning telur itu sehat atau tidak? Boleh dimakan atau tidak? (Bisa dibayangkan betapa bahagianya mereka saat melihat kita berada dalam dilema apakah mau memesan omelet "yang sebenarnya" atau yang hanya dimasak dengan bagian putih telur.) Pasalnya, yang selama ini kita tahu kuning telur banyak mengandung banyak lemak dan kolesterol. Jadi, memang harus disingkirkan dari piring. Benarkah?

dr. Monica Joice Viona Parasvita, M.Gizi, SpGKseorang dokter ahli gizi, mengatakan: “Kuning telur memang mengandung lemak dan kolesterol." Yesss, benar, 'kan? Omelet cuma pakai... "Namun," lanjutnya, "konsumsi telur dalam jumlah wajar disertai asupan tidak tinggi lemak dari bahan makanan sumber lain tidak akan menyebabkan kegemukan. Jadi kegemukan bisa terjadi jika makan kuning telur secara berlebihan.”

Walaupun kita masih terkesan bimbang antara memakan kuning telur atau tidak, tapi sebenarnya apa saja manfaat kuning telur? “Manfaat kuning telur itu mengandung banyak zat gizi, seperti retinol atau vitamin A, selenium, zinc, leticin, serta kolin. Selain itu, kegunaan zat gizi tersebut bisa membantu perkembangan otak, menjaga kesehatan mata, dan lainnya."

Oleh karena banyaknya manfaat  yang terkandung dalam kuning telur, maka mulai sekarang jangan menyia-nyiakan kuning telur untuk dimakan. Namun, Monica pun mengingatkan: “Jangan pernah mengkonsumsi kuning telur secara mentah, karena berbahaya; dapat terkontaminasi bakteri. Harus melalui proses masak dengan suhu tinggi sampai matang, sehingga akan mematikan bakteri. Konsumsi kuning mentah tidak dianjurkan untuk bayi, anak, orang tua, ibu hamil, dan orang yang sedang tidak lagi sehat," tegasnya.

“Tapi jika memang mau mengkonsumsi kuning telur secara mentah, sebaiknya memilih telur yang sudah diproses pasteurisasi. Jadi, mengkonsumsi kuning telur dengan jamu itu sebenarnya tidak dianjurkan," bebernya. 

Dari penjelasan lebar itu, intinya adalah: "Konsumsi kuning telur hanya perlu dibatasi, tapi bukan dihindari, khususnya untuk orang-orang dengan risiko penyakit jantung dan penyakit metabolik lainnya. Untuk orang yang sehat, mengkonsumsi telur satu sampai dua butir per hari,” tutup Monica.