Bukan Sulap Bukan Sihir, Katanya Nasi Ini Mengandung Nol KaloriBenarkah?

Bukan Sulap Bukan Sihir, Katanya Nasi Ini Mengandung Nol KaloriBenarkah?
ISTOCK

Petunjuk: beras yang sedang trendi. 

Bagi Woop, nasi tetaplah nasi. Enak dan mengenyangkan. Bahkan nasi putih. Eits, tapi mungkin berbeda bagi kamu yang sedang memperhatikan dengan seksama ukuran pinggul, paha, perut atas alasan apa pun (tidak ada unsur penghakiman di sini). Keberadaan sebuah jenis nasi ini yang konon katanya tidak memiliki kalori sedikit pun, ibarat menemukan colokan listrik saat baterai ponsel tinggal 2%. Alias, pahlawan sungguh tak ternilai jasamu. Namanya... (mungkin kamu sudah pernah mendengar bertahun-tahun yang lalu) konnyaku rice

Benarkah? Untuk menanyakan lebih detail tentang beras trendi ini, Woop bertanya kepada seorang dokter gizi, dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, SpGK., dari RS Pondok Indah dan RS Pelni, Jakarta.

SEBENARNYA, APA ITU KONNYAKU RICE? 

Konnyaku rice adalah ‘beras’ yang dibuat dari akar tanaman amorphophallus konjac, yaitu sejenis umbi-umbian iles-iles yang banyak tumbuh di negara Cina, Jepang, dan Korea. Umbi-umbian ini kaya akan zat pati, serat pangan glukomanan, serta vitamin dan mineral," jawabnya. "Serat glukomanan ini amat dominan dalam konnyaku, yaitu sekitar 50 sampai 60% dari berat totalnya. Nah, beras konnyaku ini dibuat dari tepung konnyaku yang dibentuk mirip dengan beras namun warnanya lebih transparan. Beras ini memang memiliki kalori yang sangat rendah, karena mayoritas kandungannya adalah serat glukomanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim di saluran cerna kita."

APA YANG MEMBUAT BERAS INI BERBEDA DARI BERAS DI WARUNG? 

“Beras konnyaku sangat berbeda dengan beras yang kita konsumsi. Beras yang kita konsumsi (merah, hitam, putih) dipanen dari padi-padian, dengan kandungan utamanya adalah starch atau zat pati. Sedangkan ‘beras’ konnyaku bukan berasal dari padi melainkan dari tepung konnyaku yang kandungan utamanya adalah serat glukomanan. Karena kandungannya berbeda, total kalorinya pun berbeda. Seratus gram nasi mengandung 175 Kkal, sedangkan 100 gram nasi konnyaku mengandung hanya sekitar 37 Kkal,” jelasnya.

APA MANFAAT MENGONSUMSINYA?

“Karena merupakan sumber serat dan rendah kalori, beras konnyaku ini sangat bermanfaat dalam membantu menurunkan serta mengatur berat badan, karena mengandung serat yang membuat kita kenyang lebih lama dan tidak mudah lapar. Selain itu, serat glukomanan dalam beras konnyaku ini juga dapat membantu menurunkan kolesterol, trigliserida, serta kadar gula darah,” paparnya. WOW!

MOHON KONFIRMASI, KATANYA BERAS INI TIDAK MEMILIKI KALORI. BENARKAH? 

“Tidak,” tegasnya. “Di dalam beras konnyaku tetap terdapat zat pati atau starch meskipun dalam persentase yang sangat kecil atau sekitar 12-20% dari total beratnya. Sedangkan, serat glukomanannya mencapai 52-52%. Jadi, dalam 100 gram beras konnyaku mentah terdapat sekitar 37 Kkal,” jelas Dokter Juwalita.

JADI...

Tidak ada makanan (apalagi nasi) yang tidak mengandung kalori. Akan tetapi, memang "ada makanan yang kalorinya dapat diabaikan karena sangat kecil. Biasanya terdapat pada sayur-sayuran, seperti jamur kuping segar, timun, lobak, lettuce, selada air, labu air, dan gambas/oyong; semua sayuran tersebut bisa dapat bebas dikonsumsi. Sedangkan, sayuran seperti bayam, buncis, brokoli, caisim, kembang kol, kangkung, labu siam, sawi, dan wortel dalam 100 gramnya hanya mengandung 25 Kkal."

JIKA KALORI PADA NASI KONNYAKU SEDIKIT, APAKAH KEBUTUHAN KARBOHIDRAT HARIAN KITA TERPENUHI DENGAN MENGONSUMSINYA?

“Karena nasi konnyaku mengandung kalori hanya seperlima dari nasi biasa, maka bila kita mengonsumsi dalam jumlah porsi yang sama dengan nasi yang biasa kita konsumsi (nasi putih, nasi merah, nasi hitam) dikhawatirkan tidak akan cukup memenuhi kebutuhan kalori kita. Kita harus ingat bahwa karbohidrat merupakan sumber energi untuk aktivitas kita sehari-hari. Yang dapat dilakukan adalah coba untuk mencampur nasi yang biasa kita konsumsi dengan nasi konnyaku dengan perbandingan 1:1 ketika memasak, sehingga akan dihasilkan nasi yang lebih rendah kalori dan tinggi serat. Dan bukan sebagai pengganti nasi,” paparnya, panjang lebar.

KESIMPULANNYA... 

HALAMAN
12