Cara Paling Ampuh Menyemangati Pasangan untuk Hidup Sehat

Cara Paling Ampuh Menyemangati Pasangan untuk Hidup Sehat
ISTOCK

Memanggil semua orang yang pasangannya makan mi instan—setiap hari.

Kondisi hati dan jiwamu saat ini: putus asa. Tepatnya, putus asa melihat pasangan yang menjadikan makanan cepat saji, mi instan, daging berlemak sebagai menu wajib harian. Bukan, bukan berarti kamu mengharamkan makanan tersebut karena hei... memang sedap, tapi karena masih ingin hidup lama—dan sehat bersama-sama, jauh di lubuk hatimu yang paling dalam kamu ingin pasanganmu lebih bijak saat memasukkan sesuatu ke dalam perutnya. Hidup lebih sehat. Istilahnya, lima hari hidup sehat, 2 hari bolehlah bersenang-senang. Bagaimana caranya? 

Menurut Maharsi Anindyajati, M. Psi, Psikolog., seorang psikolog klinis dewasa dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, pada prinsipnya semua orang harus memahami dulu apa keuntungan bagi dirinya sendiri jika melakukan sesuatu. Singkatnya: what is it for me?

“Jadi, kalau kita mau mengajak pasangan untuk hidup sehat, jangan berorientasi pada diri kita, tapi berorientasilah pada dirinya," terang Maharsi. "Cari apa yang paling ia anggap penting. Misalnya, bagi pasangan kamu, penampilan adalah hal yang penting, maka ajaklah dia untuk hidup sehat agar penampilannya akan dilihat lebih menarik. Atau, jika bagi pasanganmu keluarga adalah nomor satu, maka alasan dia untuk hidup sehat adalah agar bisa jalan-jalan bersama keluarga meski nanti sudah berusia lanjut."

Sebut saja pasangan akhirnya memilih untuk hidup sehat. Tahap awal pasti bagai sebuah penderitaan, bak dirajam dengan ujung mi kering yang tajam. Mempertahankannya? Well, aman dibilang jika tingkat kesulitannya hampir sejajar dengan menahan diri dan mulut saat idola pasangan bakal calon presidenmu dinyinyirin kelompok sebelah. Oleh karena, "untuk mempertahankannya jangan lupa untuk mengapresiasi segala pencapaiannya dan berikan dukungan. Misalnya, kita puji ketika ia turun berat badannya dan jangan mengajaknya untuk cheating dengan pola makannya,” paparnya.

Saling mengerti, memahami dan memberikan semangat merupakan modal utama. Jangan sampai, karena ego yang tinggi dan menuntutnya untuk hidup sehat (yang padahal tidak diinginkannya) malah menjadi suatu masalah untuk hubungan kalian berdua. Meski memang efek positifnya besar saat kamu dan dia menganut hidup sehat. "Keuntungan yang bisa didapatkan dari menjalani hidup sehat bersama pasangan ini adalah bisa lebih bahagia tentunya. Karena fisik yang sehat akan berpengaruh juga terhadap jiwa yang sehat,” ujar Nina. Kalau kata guru SD dulu: in sana corpore sano.

Peribahasa lain dari jaman SD: selama hayat masih dikandung badan—maka selama masih menjadi bernafas dan menjadi manusia biasa, rasa malas dan menunda-nunda pasti akan muncul. Adakah trik yang harus ditempuh?

“Yang harus dilakukan, jangan bosan untuk memotivasi dan jangan pernah menghina. Ingat yang kita tidak sukai adalah perilaku tidak hidup sehat, bukan dirinya," Maharsi menegaskan. "Seringkali orang menggeneralisir. Misalnya, karena dia tak mau diajak hidup sehat, kita kemudian mengatakan bahwa dia memang orang yang tidak punya tekad, ini namanya menggeneralisir. Ketika kita melabeli dia sebagai orang yang tidak punya tekad, bisa jadi justru dia malah merasa tidak dihargai dan ini bisa merusak hubungan," paparnya. 

Cara lain, yakni melakukan aktivitas bersama. “Olahraga bersama, mengikuti/mengatur pola makan sehat bersama, beribadah bersama, saling memberi perhatian, keterbukaan dalam berkomunikasi juga menjadi salah satu kegiatan/kebiasaan yang bisa memberikan semangat antar pasangan,” tandasnya. 

Sebut saja, bukan pasangan yang menjadi sumber kepusinganmu saat ini. Melainkan, mantan pacar dan dilema apakah harus menghapusnya dari akun media sosialmu. Sebagai pertimbangan, coba dengarkan tips dari psikolog ini.