Cara Terbaik dan Termudah Memilih Pajangan Seni untuk Rumah

Cara Terbaik dan Termudah Memilih Pajangan Seni untuk Rumah
ISTOCK

Takut salah itu normal.

Surealis atau kubisme? Hitam putih atau penuh warna? Yang sesuai saran mertua atau menuruti kata hati? Membeli karya seni yang dipajang di rumah memang seringkali mengintimidasi, membuat gugup dan keringat dingin—kecuali jika profesimu adalah pemilik galeri, lulusan seni, artis atau pacarnya artis. Harus memilih yang mana? Bagaimana dengan duit? Bla bla bla dan bla, atau bla? Tenang dulu, baca beberapa tips memilih karya seni untuk mengisi dinding kosong di rumahmu ini. Yah, semoga setelahnya, kamu bisa menobatkan dirimu sebagai kurator amatir (paling tidak, di rumah sendiri). 

1. Pilih apa yang kamu suka

Jika sofa atau cat dinding sebaiknya dipilih yang berwarna netral (menghindari penyesalan setengah mati dan akan membutuhkan biaya mahal untuk mengubahnya lagi), saat mencari sesuatu untuk menghiasi dindingmu: pilih sesuai dengan hati. Apa yang kamu suka, sesuatu yang terlihat irasional dan artistik. Jika setiap kali meliriknya, saudara iparmu memicingkan mata dan mengerutkan kening, tersenyum ala Mr. Burns—jangan terlalu dipikirkan karena ini adalah tentang selera dan membuat pernyataan pribadi di rumahmu sendiri. 

2. Cari tahu tentang senimannya

Bila tidak memungkinkan mengenalnya secara langsung (beberapa seniman sangat mencintai status anonim), Google adalah teman baikmu—atau Instagram (bila ada). Ini akan membantumu mengerti konten dan konteks hasil karyanya. 

3. Tanya apakah bisa dicicil

Suka banget dengan sebuah karya seni tapi jika dibeli tunai akan membuatmu bangkrut? Tanyakan kepada seniman atau galeri tersebut apakah memungkinkan untuk membayarnya dalam bentuk cicilan. Atau, atau, jika kamu memiliki karya seni sendiri atau kemampuan unik (fotografi, desain, ilustrasi, bla bla bla)—tanyakan apakah dia bersedia untuk barter. Yep, ini sama sekali tidak memalukan dan sah-sah saja. Siapa yang tahu, bisa jadi dia sangat membutuhkan keahlianmu dalam hal Adobe Ilustrator! (Tidak semua orang mengerti Adobe, termasuk orang terkenal dan nyeni sekalipun.)

4. Cepatlah bertindak

Jika saat melihat sebuah lukisan misalnya, hatimu langsung berdetak cepat, kulitmu memproduksi keringat, dan terbayang-bayang (sampai masuk ke dalam alam mimpi), jangan terlalu banyak dan lama berpikir. Ambil dan bayar (atau cicil), karena kemungkinan barang tersebut "dirampas" orang lain sangat besar. Ingat: karya seni biasanya unik dan terbatas persediaannya. 

5. Hadiri pameran lokal

Jika rasanya saat ini (atau sampai kapanpun) kamu tidak akan bisa sanggup membeli karya Jackson Pollock, saatnya untuk lebih sering bergerilya dan mendatangi pameran-pameran lokal yang menghadirkan karya-karya seniman lokal baru dan menjanjikan. Serius, kita tidak pernah tahu harta karun apa yang bisa ditemukan di sana. Satu masa karya Andy Warhol juga dianggap "tidak berharga", tapi sekarang...? 

6. Pesan langsung dengan senimannya

Ini merupakan ide brilian karena kamu bisa mendapatkan pajangan seni yang sesuai dengan ukuran ruangan di rumah, dan pada saat yang bersamaan mengoleksi karya seniman favoritmu. Namun, pastikan: dia sudah pernah melakukan hal ini, yakni membuatkan karya sesuai pesanan. Cari tahu, banyaklah bertanya. Dan ingat untuk menyampaikan keinginanmu dengan jelas sebelum proses pembuatan dimulai agar tidak kecewa. Oh, tapi kalau bisa: jangan meminta si seniman untuk menghasilkan sesuatu yang jauh berbeda dari gaya dan keunikannya. Usahakan untuk tidak terlalu mengontrol dan menyetir mereka. Pasalnya, bukannya karya seni nan indah yang nanti akan kamu dapatkan, tapi bencana!