Daging Merah VS Daging Putih, Mana yang Terbaik?

Daging Merah VS Daging Putih, Mana yang Terbaik?
SHUTTERSTOCK

Kamu tim mana: daging merah atau daging putih? Sebelum menjawab, Woop akan memberitahukanmu manfaat dari dua daging tersebut.

Bagi banyak orang pilihan antara daging putih dan daging merah hanyalah sebatas masalah selera. Ada pula sebagian lainnya yang lebih mementingkan indikasi kesehatan dari kedua pilihan.

Menambahkan daging dalam menu makanan harian memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dalam artikel ini, Woop akan membantumu menentukan jenis daging manakah yang paling sesuai untuk dikonsumsi, sesuai dengan tujuan dan kondisi tubuh.

Daging Merah VS Daging Putih

Umumnya, daging merah disebut demikian karena memiliki warna merah terang dalam kondisi mentahnya, dan bervariasi ke warna yang lebih gelap, yang juga dikenal sebagai dark meat. Daging ini berasal dari kebanyakan mamalia dewasa, mencakup sapi, domba, kambing, rusa dan lainnya.

Kandungan lemak dan kalori juga cukup tinggi. Namun daging merah memiliki jumlah tinggi vitamin B, zat besi, zinc dan fosfor yang tidak ditemukan dalam protein lain. Daging merah juga merupakan sumber terkaya antioksidan kuat yang disebut alpha lipoic acid, yang sangat baik untuk meningkatkan kadar oksigen dan menunjang kebugaran. 

SHUTTERSTOCK
SHUTTERSTOCK

Sedangkan, daging putih adalah daging berwarna terang ke putih, seperti daging unggas (ayam, bebek, angsa dan lain-lain), ikan, babi, dan makanan laut. Tidak terlalu memiliki lemak dan kalori yang tinggi.

Namun untuk kamu yang ingin mengonsumsinya, coba simak tips dari Woop berikut untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal.

1. Kombinasikan daging putih dan merah dalam menu sehari-hari. Ini adalah cara yang baik untuk mengontrol kadar kalori, asupan lemak dan kolesterol sementara juga memanfaatkan nutrisi besar yang didapat dari daging merah.

2. Selalu buang kulit dari daging yang kamu makan, terutama pada ayam dan unggas lainnya. Kulit yang ikut dimasak akan meningkatkan kandungan lemak jenuh dari sepotong daging.

3. Potong setiap bagian lemak yang terlihat dari daging sebelum memasak. Ini akan mengurangi kandungan lemak dari makanan, baik itu daging merah ataupun daging putih.

4. Pilihlah jenis daging unggas yang organik. Karena hewan-hewan ternaknya dibesarkan dalam lingkungan alami, daging tidak akan mengandung antibiotik berbahaya, hormon atau pestisida.

5. Masak daging dengan merata. Daging putih dan merah, keduanya membutuhkan waktu berbeda untuk dimasak, tergantung juga pada protein hewaninya. Pastikan setiap bagian daging telah dimasak secara menyeluruh untuk menghilangkan risiko E.coli dan penyakit lainnya yang dapat menular melalui makanan.

Baca: Review Lengkap Pochajjang: Makan Daging Tidak Perlu Mahal!

Baca: 4 Resep Olahan Daging Sapi yang Sehat untuk Diet