Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuhmu Saat Libur Olahraga Dua Minggu

Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuhmu Saat Libur Olahraga Dua Minggu
ISTOCK

Bahkan ketika masih 25an, perutmu akan membuncit.

Jujur—sudah dua minggu ini tidak menyentuh lantai gim. Atau matras yoga. Ibarat magnet, kita adalah kutub utara, dan gim pun ikut-ikutan menjadi kutub utara. Tidak peduli tingkat keteguhan hati, tetap saja terjadi aksi tolak menolak. Itu, plus godaan yang bernama Netflix, Instagram, dan drama Korea yang sepertinya semakin seru. Dua minggu yang lalu tidak begini kok, super rajin! Tidak bohong. Apa, gaya hidup tidak aktif seperti itu menyebabkan diabetes? Wah, menakutkan sih—tapi saat ini rasanya, malas. Namun, sebenarnya apa yang terjadi jika hidup yang tadinya aktif, loncat sana loncat sini, tiba-tiba istirahat entah itu karena pekerjaan, liburan, sakit, atau sesimpel tidak nafsu olahraga?

Well, sebuah riset terbaru dari Universitas Liverpool mengatakan bahwa dua minggu tanpa aktivitas fisik regular bisa mengakibatkan perubahan metabolisme dan otot yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, penyakit jantung, bahkan kematian dini. Namun sebelum membabi buta membatalkan langganan Netflix atau membuang semua unduhan drakor, dan mendaftarkan diri ke kelas HIIT terdekat, ada yang harus kamu tahu. 

Dalam usaha untuk mengetahui seberapa efek kesehatan karena libur olahraga dua minggu, para peneliti mengamati orang 28 laki-laki dan perempuan berumur sekitar 25an dengan berat badan normal sampai berlebih yang berjalan sekitar 10 ribu langkah setiap hari. Untuk mendapatkan data awal, volume lemak, massa otot, fungsi mikondria (seberapa baik mereka meregulasi energi dan pulih setelah berolahraga), serta kebugaran fisik partisipan diukur. 

Lalu, para peserta menghabiskan dua minggu dnegan hanya berjalan 1500 langkah per hari—berkurang 80% dari jumlah langkah yang biasa mereka lakukan. Dan menambah 129 menit setiap hari dengan duduk dan tidak melakukan apa pun (baca: menghabiskan satu musim seri Silicon Valley atau menonton ulang Friends). 

Hasilnya: Setelah dua minggu—dengan catatan, kebiasaan mereka tidak berubah—para partisipan mengalami kenaikan berat badan dan kehilangan massa otot, dan jumlah lemak tubuh bertambah. Titik paling signifakan: daerah perut. Ah. Mereka juga tidak bisa lari dengan intensitas yang sama seperti sebelum studi dilakukan, dan mengalami penurunan sensivitas insulin, peningkataan lemak di jantung, dan kenaikan di triglycerides. Whoaaa.

Mungkin sama sekali tidak mengejutkan, tapi yang membuat para peneliti takjub adalah betapa cepatnya perubahan ini bisa terjadi. Cukup dua minggu saja, teman!

"Kami berpikir akan melihat perubahan yang tidak kentara," Dan Cuthbertson, Ph.D, salah satu peneliti menjelaskan kepada majalah Health. "Namun ketika semua yang diukur semakin memburuk dalam rentang waktu yang pendek, termasuk risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2, ini sebenarnya cukup mengejutkan." 

Mari menerjemahkan hal ini: bukan berarti kamu akan langsung terdiagnosa diabetes karena menghabiskan dua minggu berkelana di kapal pesiar atau memulihkan diri setelah sakit. Dibutuhkan waktu lebih lama dari itu untuk mengalami sesuatu yang ultra serius—meski penelitian ini adalah sebuah pengingat yang baik untuk tetap aktif, bahkan ketika hanya dalam bentuk jalan kaki atau melangkah lebih sering. 

Dan untuk membuatmu kembali ceria dan optimis: cara untuk kembali sehat tidaklah sulit. Ketika para peserta kembali ke gaya hidup normal mereka, kondisi kesehatan mereka kembali seperti semula dalam dua minggu. "Efeknya sangat bisa dibalik," kata Cuthbertson says. "Jadi tidak apa-apa jika kamu fit dan sehat dan liburan selama dua minggu lalu kembali ke normal." 

Ok, Handmaid's Tale dan Westworld dulu, baru gim. Dua minggu lagi.