Ini yang Terjadi Jika Kamu Hampir Tidak Mengonsumsi Karbo Sama Sekali

Ini yang Terjadi Jika Kamu Hampir Tidak Mengonsumsi Karbo Sama Sekali
ISTOCK

Kamu perlu membaca sebelum hidup bergantung pada daging.

Karena satu dan lain hal (semoga bukan karena baru menonton Victoria's Secret Fashion Show—kata majalah The Cut "VSFS is dead") kamu memutuskan memangkas konsumsi karbohidrat. Bahkan akhir-akhir ini, jika melihat menu sarapan, makan siang dan malam, bisa dibilang hampir tidak mengonsumsi karbo. Hmm...

Sama dengan rasa penasaran terhadap pertanyaan "adakah alien", Woop juga ingin tahu apa yang terjadi ketika seseorang hampir tidak memasukkan karbohidrat ke dalam tubuhnya? Siapa lagi yang paling tepat menjawabnya selain ahli gizi. 

“Karbohidrat sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia,” tegas dr. Kristina Joy Herlambang, BMedSci, MGizi, Sp.GK., seorang dokter spesialis gizi dari RS EMC Tangerang. Lanjutnya, “terutama karena karbohidrat merupakan sumber utama energi dan pengaturan kadar gula darah. Dalam saluran cerna, karbohidrat dari bahan makanan akan dipecah menjadi glukosa. Sel darah merah bergantung pada glukosa untuk menghasilkan energi, sedangkan sel otak juga membutuhkan glukosa untuk menghasilkan energi kecuali saat tubuh dalam kondisi kelaparan ekstrim.”

Karbohidrat ⇒ glukosa ⇒ dibutuhkan sel otak dan sel darah. 

Jika karbo sangat krusial, mengapa banyak orang menjauhinya? 

“Walaupun karbohidrat dibutuhkan sebagai energi, karbohidrat yang berlebihan akan disimpan sebagai glikogen (yang disimpan dalam otot dan hati) dan lemak. Pada umumnya, orang menjauhi karbohidrat karena ingin mengurangi asupan kalori, mengubah sumber tenaga utama tubuh dari glukosa menjadi lemak, dengan tujuan utama untuk menurunkan berat badan dan menurunkan kadar insulin,” jelasnya. “Karbohidrat sederhana (contoh: roti putih, kue, es krim, cake, dan sebagainya) yang banyak dapat kita temukan dalam makanan zaman sekarang umumnya mengandung gula yang tinggi dan serat yang rendah. Konsumsi karbohidrat sederhana yang berlebihan berkaitan dengan proses radang pada seluruh tubuh dan hal ini berhubungan erat dengan berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan lainnya.” lanjutnya.

Istilahnya, karbohidrat memang esensial, tapi seperti mayoritas hal di bawah langit, jika berlebihan bisa mengancam kondisi kesehatan. 

Sebaliknya, saat hampir tidak ada karbo masuk ke dalam tubuh, itu juga berbahaya. Meski sebenarnya tidak mungkin tidak mengonsumsi karbo karena karbo tidak hanya terdapat di dalam roti, nasi, atau kentang. Karbo juga tersembunyi di buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan dan masih banyak lagi. ``

“Saat kita membicarakan diet (pola makan) rendah karbohidrat memang cukup efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, keuntungan jangka panjangnya bagi kesehatan masih kontroversial. Penganut diet rendah karbohidrat pada umumnya hanya mengonsumsi sedikit serat dan buah-buahan, banyak mengonsumsi protein hewani, kolesterol dan lemak jenuh yang merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas,” jelas Kristina.

Menurut Dokter Kristina, ada efek jangka pendek dan jangka panjang jika seseorang memutuskan untuk hampir tidak mengonsumsi karbohidrat.

Efek jangka pendek, mulai dari mual, haus, sering buang air kecil, sakit kepala, halitosis (bau mulut), dan kelelahan.

“Perlu diingat bahwa efek yang dirasakan setiap orang juga berbeda. Pada beberapa orang dapat terjadi dehidrasi, gejala gangguan saluran pencernaan, hipoglikemia (rendahnya kadar glukosa darah), juga kekurangan serat dan beberapa jenis vitamin dan mineral (vitamin B1, asam folat, vitamin A, E, B6, kalsium, magnesium, zat besi, dan kalium),” jelasnya. “Beberapa orang juga melaporkan gangguan kognitif, hyperlipidemia (peningkatan kadar lemak dalam darah), gangguan fungsi sel darah putih, batu di saluran kemih, gangguan saraf penglihatan, dan osteoporosis. Pada orang yang menjalani diet rendah kalori dalam jangka panjang, dilaporkan bahwa terdapat juga peningkatan kadar asam urat,” sambungnya.

Sedangkan, untuk kondisi metabolisme: “Glukosa yang tidak digunakan oleh tubuh disimpan sebagai bahan cadangan energi oleh tubuh kita dalam bentuk glikogen pada hati dan otot. Pada saat seseorang melakukan diet rendah karbohidrat, tubuh akan menggunakan cadangan glikogen dari hati dan otot. Setelah glikogen telah habis digunakan akan terjadi proses ketosis yaitu penggunaan lemak cadangan sebagai bahan energi tubuh,” imbuhnya.

Jika kamu memilih untuk menghindari nasi putih, atau sumber karbohidrat lainnya (kentang, pasta, roti, dsb)—bukan akhir dari dunia. Ada banyak sumber karbohidrat di luar sana untuk memastikan asupan penting ini terpenuhi.

“Tubuh kita sangat membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi," tegas Dokter Kristina. "Namun, pemilihan jenis karbohidrat ini penting," lanjutnya. "Jenis karbohidrat yang sebaiknya kita konsumsi adalah karbohidrat kompleks yaitu jenis karbohidrat yang tersusun atas molekul kimiawi yang kompleks sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna dan dapat menstabilkan kadar glukosa darah. Jenis karbohidrat kompleks ini banyak terdapat dalam peas (kacang olong, ercis, kapri), beans (kacang merah, edamame), whole grain (gandum utuh), sayuran dan beberapa jenis buah-buahan. Untuk menjaga kadar glukosa darah, sumber karbohidrat sebaiknya dikonsumsi dengan proses pemasakan dan pemberian tambahan gula/garam seminimal mungkin,” pungkasnya.

Noted! Dan lakukan.

Selanjutnya: Tidak semua smoothie sehat, ikuti formula ini untuk memastikannya.