Lagi Tren: Diet Versi Negara Skandinavia

Lagi Tren: Diet Versi Negara Skandinavia
ISTOCK

IKEA versi makanan.

Tidak hanya ruang tamu dan kamar yang disusupi gaya Nordik (yep, IKEA, hygge, lagom), perutmu juga akan diisi dengan gaya yang sama. 

Jika selama ini yang lebih sering kamu dengar adalah Diet Mediterania (banyak makan lean protein—ikan—buah, sayuran, dan minyak zaitun), ada sebuah tren baru yang mulai menjalar dan sebenarnya, yah... bisa dibilang mempromosikan aspek-aspek tidak jauh berbeda dengan diet mediterania. Namanya, New Nordic Diet. Perbedaan yang paling esensial adalah, alih-alih menikmati makanan dari Mediterania, yang satu ini mewajibkan kamu untuk menyantap makanan dari... ehm... negara-negara Skandinavia. Mudah 'kan, ya? 

"Apa makanan khas Nordik?" tanyamu.

"Diet Nordik dan Mediterania memiliki pola makan yang sama. Keduanya mempromosikan untuk memakan makanan segar, tanaman lokal dan ikan dan telur dalam jumlah moderasi, dan membatasi susu dan daging merah, manis-manisan, dan makanan olahan," kata Alissa Rumsey MS, RD, seorang ahli gizi kepada The Thirty

"Kenapa lokal?" tanyamu lagi, ingin tahu. 

Kepada The ThirtyIsabel Smith, MS, RD, CDN, yang juga ahli gizi, mengatakan bahwa semakin lokal (artinya segar) makanan, semakin banyak nutrisi baik yang akan kamu dapatkan. Pasalnya, sayuran atau buah-buahan tersebut tidak perlu melalui banyak proses (dan jarak yang jauh) untuk sampai ke dapurmu. 

Itu persamaannya. Sementara perbedaannya, ada dua yang paling signifikan. Satu, tidak seperti Mediterania, diet Nordik ini menitikberatkan pada konsumsi makanan organik sebanyak mungkin, termasuk dalam hal gandum (rye dan barley), jamur, ligonberries—yang tidak ditemukan di daerah Mediterania. Kedua, jika Mediterania berkaitan erat dengan pemakaian minyak zaitun, Nordik menggunakan canola oil (rapeseed oil). Alasannya? Geografis. Tanah di negara-negara Nordik tidak cocok untuk membudidayakan pohon zaitun. Jadi yang dipakai adalah minyak produksi lokal, yah si canola oil itu. 

Satu faktor ini—canola oil—membuat banyak orang ragu untuk mengadopsi diet ini. Pasalnya, konon canola oil kurang sehat, dibandingkan minyak zaitun. 

Akan tetapi kedua ahli gizi itu mengatakan bahwa canola oil baik untuk kesehatan (kaya omega-3 dan omega-5, menurunkan level kolesterol). Bahkan dalam hal lemak tak jenuh, jumlahnya lebih sedikit di canola oil dibandingkan zaitun! Hanya perlu diingat: beli canola oil dengan label organik dan non-GMO (genetically modified organism).

Secara ilmiah beberapa studi, seperti yang diterbitkan di Journal of Internal Medicine pada 2013, menemukan bahwa New Nordic Diet memperbaiki level kolesterol darah. Dua studi lainnya, menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengikuti diet ini mengalami penurunan berat badan secara signifikan, padahal tidak ada batasan konsumsi kalori.

Ayo, dicoba, dicoba!