Mengenang Ani Yudhoyono, Sang Putri Prajurit hingga Ibu Negara

Mengenang Ani Yudhoyono, Sang Putri Prajurit hingga Ibu Negara
Dok. Instagram @aniyudhoyono

Indonesia berduka. Karena kehilangan salah satu putri terbaiknya; Ani Yudhoyono. Untuk mengenang beliau, Woop akan menceritakan kembali kehidupan sang putri prajurit hingga menjadi seorang Ibu Negara. 

Siapa yang tidak mengenal sosok Ani Yudhoyono? Perempuan terbaik yang dimiliki Indonesia ini telah berpulang meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, setelah berjuangan melawan kanker darah di National University Singapura, Sabtu (01/06).

Sosok perempuan ‘hangat’ bernama lengkap Kristiani Herrawati ini lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952. Beliau adalah putri ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Jendral (Purn) Sarwo Edhi WIbowo dan Hj. Sunarti Sri Hardiyah. Namun yang paling menarik dan banyak orang tidak tahu adalah arti dibalik namanya. Ternyata namanya memiliki arti yang sesuai dengan karakternya. Misalnya nama Kristiani yang diambil dari rasa kekaguman sang ayah dengan tokoh wayang yang memiliki karakter baik, Kresna. Sedangkan nama belakangnya, Herrawati dipilih lantara memiliki makna kekuatan.

img

Lahir menjadi seorang putri jendral TNI (dan kemudian juga menjadi pendamping hidup seorang prajurit) ternyata tidak membuat hidupnya selalu enak, Ibu Ani --panggilan akrabnya-- juga merasakan pahit getirnya kehidupan. Beliau harus selalu berpindah-pindah kota sesuai dengan penugasan ayahnya. Meski begitu, beliau tumbuh menjadi perempuan yang tangguh dan tegas.

Selain itu, ternyata Ibu Ani tumbuh menjadi perempuan yang tomboy semasa kecilnya. Saat berusia lima tahun, hobinya adalah memanjat pohon cermai dan mangga yang ada di perkarangan rumahnya.

“Saking gemarnya memanjat, aku bisa berjam-jam duduk di atas pohon. Biasanya, baru turun setelah diteriaki oleh ibu. Cara aku turun sangat lincah, persis Tarzan. Bangga rasanya jadi jagoan kecil pemanjat pohon,” ujar Ani, di dalam buku ‘Kepak Sayap Putri Prajurit’ karya Alberthiene Endah.

Beranjak dewasa, Ani Yudhoyono menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1970. Kemudian, beliau melanjutkan pendidiknya ke bangku kuliah dengan jurusan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), namun tidak sampai selesai. Tapi ditahun ketiganya kuliah, ada sesuatu yang berbeda dalam kehidupannya, beliau bertemu dengan cinta ‘sepanjang hidupnya’, Susilo Bambang Yudhoyono, saat sedang berkunjung ke Magelang.

img

Setelah pertemuan demi pertemuan, akhirnya Ani dan Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk bertunangan. Tapi perjalanan cinta mereka berdua tidak selalu mulus, karena mereka harus menjalankan hubungan jarak jauh, lantaran ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo menjadi Duta Besar di Korea Selatan. Itupun yang membuat ibu Ani tidak menyelesaikan pendidikan kedokterannya.

Setelah menjalani hubungan jarak jauh, akhirnya mereka berdua menikah. Setelah menjadi istri tentara (dan juga seorang anak Jendral dan Duta Besar), tidak membuat ibu Ani hidup dengan ‘nyaman’. Beliau harus merasakan kehidupan yang pas-pasan, di mana ia harus berjualan es mambo hanya untuk memberikan makanan yang bergizi untuk kedua anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono.

img

Perjalanan demi perjalanan sudah dirasakan oleh seorang Ani Yudhoyono. Sampai akhirnya kehidupannya sangat berubah. Dari hanya seorang istri prajurit, kemudian menjadi seorang ibu Negara pada tahun 2004.

“Apa yang kurasakan sebagai seorang ibu negara? Apa sebenarnya tugas ibu negara? Apa yang telah kulakukan sepanjang kusandang gelar itu? Di dalam bangunan istina yang megah aku bergumul dengan harapan, perjuangan, empati, bahagia dan juga ada luka. Menjadi seorang ibu negara, aku harus menelan rasa dengan lengkap, ya manisnya, juga pahitnya,” ujar Ani.

img

Beliau juga bercerita, kalau selama menjadi ibu negara selalu saja mendapatkan banyak dukungan, semangat, dan dorongan. Akan tetapi, tidak sedikit juga nacaman demi ancaman, kritikan pedas dan hujatan datang menghampiri untuknya dan keluarga. “Namun hal itu tidak boleh mengganggu emosi, karena yang sedang dijalani adalah tugas besar,” tuturnya dengan semangat.