Penelitian Ini Menemukan Makan Gorengan Selama Hamil Bisa Meningkatkan IQ Bayi

Penelitian Ini Menemukan Makan Gorengan Selama Hamil Bisa Meningkatkan IQ Bayi
ISTOCK

Pastinya tidak sembarang gorengan.

Kabar gembira untuk ibu hamil: sebuah penelitian menganjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi goreng-gorengan selama berbadan dua. Namun... bukan berarti semua gorengan. Sebuah studi yang dipublikasikan diJournal of the Federation of American Societies for Experimental Biology, mengungkapkan bahwa  menikmati goreng-gorengan (full english breakfast) selama kehamilan bisa meningkatkan IQ si bayi. Lebih detailnya, saat melakukan eksperimen para ibu yang menikmati telur dan bacon selama tiga bulan terakhir usia kehamilan mereka memiliki hasil yang lebih baik. 

Penyebabnya? Penelitian ini mengatakan bahwa karena kedua makanan tersebut kaya akan sebuah nutrisi yang bernama choline, yang meskipun sebenarnya sangat penting selama masa kehamilan, tapi mayoritas perempuan belum mengonsumsinya dalam jumlah yang proporsional. "Salah satu penyebabnya adalah tren diet dan prakteknya. Ada begitu banyak makanan yang merupakan sumber choline tapi mendapatkan reputasi buruk akhir-akhir ini," kata penulis senior penelitan tersebut, Dr. Richard Canfield, seorang psikolog perkembangan dari Cornell University di New York kepada Mirror. Contohnya, telur yang tinggi kolesterol dan tidak dianjurkan oleh ahli kesehatan (termasuk pemerintah) dikonsumsi oleh perempuan hamil dalam kondisi setengah matang. Dan ini bisa jadi penyebab kenapa akhirnya ibu hamil tidak memakannya sama sekali. Atau daging merah yang sering kali dihindari karena alasan mengandung lemak jenuh yang tinggi.

Sebelumnya, bukti bahwa ada kaitan antara choline dan IQ lebih tinggi ini telah diujicobakan kepada tikus, tapi baru sekarang ini saja ternyata berlaku juga untuk manusia. Para peneltii membagi 26 partisipan ke dalam dua grup secara acak; satu kelompok menerima choline sebanyak 480mg/hari, sedikit lebih banyak dari asupan normal harian yakni 450mg/hari, dan kelompok lain mengonsumsi 930mg. Lalu, dilakukan uji coba untuk mengetahui bagaimana si bayi memproses informasi dan mengingatnya pada usia empat, tujuh, 10 dan 13 bulan. Hasilnya, ada perkembangan dramatis dalam memproses informasi pada bayi yang ibunya mengonsumsi choline lebih banyak. 

Seorang nutrisionis, Profesor Marie Caudilldari Cornell University, mengatakan bahwa panduan asupan harian choline pada manusia sebaiknya ditingkatkan, terlebih karena "nutrisi ini memiliki efek baik untuk jangka panjang." 

Namun, penelitian ini menganjurkan bahwa jika makan goreng-gorengan sama sekali tidak menggugah selera karena mual di pagi hari, choline tetap bisa ditemukan di berbagai jenis makanan lain, misalnya ayam, susu, tumbuhan polong, kacang-kacangan dan brokoli.