Perubahan Pola Makan Mampu Sembuhkan Autisme pada Anak

Pola Makan Mampu Sembuhkan Autisme pada Anak
Anak-anak

Jangan anggap sepele makanan, karena hal itu berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Seperti yang terjadi pada kisah ibu dan anaknya ini

Sebagai seorang ibu, mengawasi tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang tak boleh terlewatkan. Hal itulah yang dilakukan seorang ibu dari Amerika Serikat, saat mengetahui sang anak didiagnosis autisme sejak umur lima tahun.

Sarah Veldkamp (35) dari Wisconsin, Amerika Serikat, menceritakan bagaimana putranya, Harrison Veldkamp mulai menderita kelelahan berlebihan yang mengganggu perkembangannya di sekolah sejak usia muda.

Tak hanya itu, Sarah pun mulai menyadari bahwa kemampuan berbicara dan bahasa sang anak jauh tertinggal dari anak-anak lain di usia yang sama. Sejak mengetahui bahwa anaknya didiagnosis spektrum autis pada usia lima tahun, Sarah mulai mencari bantuan dari ahli terapi bicara dan okupasi.

Harrison Veldkamp (dailymail.co.uk)
Harrison Veldkamp (dailymail.co.uk)

Namun wanita tersebut mengatakan, salah satu peningkatan terbesar dalam perilaku Harrison terjadi berkat perubahan pola asupan makanannya. Yup, siapa yang menyangka bahwa makanan justru berperan paling penting dalam tumbuh kembang anak.

Baca juga: Tenangkan Anaknya yang Menangis, Ibu Ini Berterima Kasih Pada Orang Asing

"Sangat menyenangkan melihat anakku bersikap 'normal' seperti anak lainnya. Hal itu membuat segalanya terasa lebih mudah untukku," ungkap Sarah dilansir dari Daily Mail.

Sarah mengubah pola asupan makanan, saat mengetahui bahwa sang anak memiliki tingkat intoleran terhadap susu sapi. Kala itu, ia menemukan perusahaan pengujian intoleransi makanan yang berbasis di Inggris, YorkTest Laboratories, dan memesan tes darah di rumah untuk memindai reaksi Harrison terhadap 113 bahan makanan. Hasilnya lalu menunjukkan bahwa Harrison tak toleran terhadap susu sapi, ragi dan telur. 

Sejak itu Sarah selalu mengawasi dengan ketat makanan yang dikonsumsi oleh sang anak. Ia pun menyadari sejak berhenti mengonsumsi susu sapi, perilaku Harrison berkembang semakin baik dari sebelumnya. 

Harrison
Harrison Veldkamp (dailymail.co.uk)

Sayangnya, banyak orang sulit percaya bahwa makanan bisa memengaruhi perkembangan emosional dan perilaku anak. Mereka hanya mengaitkannya dengan masalah pencernaan, tanpa tahu bahwa kesehatan usus dan sensitivitasnya bisa membawa perubahan pada banyak hal. 

"Sulit dipercaya, banyak orang kurang menganggap serius pengaruh makanan pada tumbuh kembang anak, padahal hal itu jelas-jelas membawa perubahan besar," ucap Sarah menjelaskan.

Belajar dari kisah Sarah, orang tua memang seharusnya mengawasi pola asupan makanan anak secara lebih serius. Karena selain tumbuh kembang fisik, pertumbuhan emosional dan psikologis pada anak juga tak kalah pentingnya. Yuk mulai berikan asupan makanan yang bergizi pada anak mulai sekarang!

Selanjutnya: Berjuang sebagai pengidap kanker selama empat kali berturut-turut, kisah Susie Lee berikut ini bisa menginspirasimu.