Review Claypot Popo - Kedai Makanan Khas Budaya Tionghoa yang OG di Jakarta!

Review Claypot Popo - Kedai Makanan Khas Budaya Tionghoa
Review Claypot Popo Menteng

Sering denger nama kedai ini tapi masih ragu tentang menu yang disajikan? Nih, baca ulasan Claypot Popo yang bikin kamu ngiler!

Indonesia diketahui dengan keberagaman budaya, yang membuahkan sebuah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang kerap disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman budaya ini tidak hanya disimbolkan dengan latar belakang seperti budaya tarian, lagu, dan sebagainya. Namun, keberagaman budaya juga mempengaruhi dalam segi kuliner.

Indonesia diketahui memiliki populasi warga berkebangsaan ataupun keturunan etnis Tionghoa ini sebanyak 40% dari jumlah penduduk di Indonesia, dilansir dari laman Databoks Katadata. Hal tersebut tentu merupakan hal yang wajar bila kuliner di Indonesia memiliki sentuhan atau rasa khas dari negeri tembok raksasa itu.

Terdapat sebuah kedai khas China yang cukup legendaris, yakni Claypot Popo. Kedai ini menyediakan menu khas, juga wadah makanan yang tradisional, yakni dari sebuah mangkuk tanah liat. Terkait hal tersebut, berikut Woop ulas tentang kedai makanan khas budaya Tionghoa yang OG di Jakarta ini! Yuk, simak ulasannya!

Review Clay Popo - Kedai Makanan Khas Budaya Tionghoa 

1. Ambience

Tempat ini nampaknya masih belum bisa dikategorikan sebagai sebuah restoran, lantaran tempatnya yang sederhana namun nyaman. Tempat ini memang tidak memiliki warna yang mencolok, dindingnya hanya dihiasi dengan sejumlah poster dan gambar-gambar sejumlah orang beretnis Tionghoa. Terdapat dua jenis ruangan, yakni ruangan untuk kamu para perokok dan ruangan untuk kamu yang bebas dari asap rokok. Meskipun terlihat kecil, tempat ini tidak memberikan kesan yang 'sumpek'.

2. Menu

View this post on Instagram

A post shared by Claypot Popo (@claypotpopo) on

Mengingat tempat ini merupakan sebuah kedai, mereka tidak menyediakan banyak menu makanan. Di Claypot Popo ini, kamu akan disediakan oleh 7 buah menu yang masing-masing memiliki pilihan daging sendiri, seperti ayam, sapi, ataupun keduanya. Minuman yang ditawarkan pun juga terbilang pretty common, layaknya sebuah kedai di pinggir jalan. Harga menu yang ditawarkan juga relatif murah, yakni mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 40.000 saja.

3. Tema

Review Claypot Popo Menteng - Tema
Review Claypot Popo Menteng - Tema

Tema yang diusung oleh kedai ini adalah old school. Mereka berhasil dalam memberikan kesan yang kuno, layaknya sebuah kedai di China pada tahun 80an. Tak hanya itu, sejumlah lampion juga melengkapi kekhasan budaya Tionghoa ini.

Baca juga : Rekomendasi Kedai Kopi yang Instagramable di Jakarta

4. Location

Lokasi tempat cukup strategis, namun mungkin kamu akan terlewat lantaran tempatnya yang begitu terpencil. Claypot Popo ini berdiri di pinggir Jalan Sabang, lebih tepatnya di Jl. H. Agus Salim No. 23A, Menteng, Jakarta.

5. Operational Hours

Untuk kamu yang ingin menyicipi makanan OG ini, nampaknya kamu perlu mengetahui jam operasional yang mereka miliki. Yep, kedai ini buka tiap harinya, namun mereka tidak buka hingga larut malam. Claypot Popo buka mulai pukul 11 pagi hingga setengah 9 malam saja.

6. Pelayanan

Sama seperti tempat makan pada umumnya, pelayan akan datang dan memberikan menu, mencatat pesanan kita, dan kembali dengan membawakan makanan yang telah kita pesan. Mereka memberikan sebuah lonceng guna memanggil sang pelayan, jika kita membutuhkan sebuah bantuan. Pelayanan cukup sigap dan ramah, mereka dengan senang hati menjelaskan produk yang mereka tawarkan.

7. Kesimpulan

View this post on Instagram

A post shared by Claypot Popo (@claypotpopo) on

Jika kamu tertarik dengan makanan bergaya Tionghoa dengan kekhasan menggunakan sebuah wadah dari tanah liat, maka tempat ini wajib kamu datangi. Makanan yang ditawarkan juga menggunggah selera, untuk rasa? Jangan ditanyakan lagi, karena kedai ini terkenal dengan makanannya yang lezat.

Nah, itu dia ulasan mengenai Claypot Popo Menteng yang cocok untuk kamu yang ingin menyantap makanan khas budaya Tionghoa dengan suasanya kedai di Cina tahun 80an. Tertarik untuk datang ke sini, Woop Ladies?

Selanjutnya :