Sains Bilang Menghirup Aroma Makanan Bisa Menaikkan Berat Badan

Sains Bilang Menghirup Aroma Makanan Bisa Menaikkan Berat Badan
ISTOCK

Apa hubungannya?

Seakan masih saja kurang tekanan untuk mengurangi berat badan (yes, we are looking at you, Instagram), sains membawa kabar baru. Kali ini, sebuah penelitian menyimpulkan sesuatu yang selama ini kita pikir "lugu". Ini ada kaitannya dengan kebiasan kita menghirup aroma wangi dari dapur rumah atau warung nasi goreng saat kebetulan lewat. Pasti tidak ada salahnya cuma menghirup, bukan memasukkan nasi ke dalam perut. Berapa miligram sih, aroma french fries? Pastinya tidak berbahaya. Iya 'kan?

Tidak juga. Peneliti di University of California, Berkeley, mengatakan menghirup makanan sebelum mengkonsumsinya bisa jadi menyebabkan berat badan naik. Tapi, tapi 'kan donutnya tidak ditelan, apa salahnya? Tim peneliti menemukan bahwa indera penciuman masih bisa mempengaruhi keputusan otak untuk membakar atau menyimpan lemak di dalam tubuh—atau setidaknya itu yang mereka temukan pada tikus.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan awal bulan ini, para peneliti menjelaskan bagaimana mereka mempelajari tiga grup tikus kecil—normal, yang paling tajam indera penciuman, dan tidak memiliki indera penciuman—dan memperlihatkan korelasi langsung antara kemampuan penciuman dan pertambahan berat badan dari high-fat diet.

Setiap tikus mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang sama, tapi sang pencium hebat mengalami kenaikan berat badan paling banyak. Berat badan tikus normal berlipat ganda saat mengadopsi gaya hidup ala "Burger King," sementara yang tidak bisa mencium hanya bertambah 10%. (Dan dalam penelitian ini, tikus yang lebih besar kehilangan berat badan setelah indera penciuman mereka dilucuti—bahkan tanpa mengganti pola diet.)

Jadi apakah ini bisa diaplikasikan kepada saya, kita, manusia? Well, yang pasti katanya memang sih, berat kita tidak langsung berlipat ganda hanya karena tidak sengaja menghirup wangi cheese cake. Namun, para peneliti ini sepakat bahwa kita bisa memanfaatkan trik ini jika bertujuan mengurangi berat badan. Terdengar efektif, tapi seperti menyiksa diri sendiri. 

"Orang yang tidak memiliki indera penciuman bisa mengalami depresi," kata Celine Riera. "Mereka kehilangan nikmatnya makan." Dan jujur saja, hidup tanpa salah satu indera terdengar menyedihkan. Selain itu, depresi bukan merupakan sesuatu isu yang ringan—dan juga mempengaruhi kesehatan pencernaan—sehingga "diet" penciuman ini bisa-bisa berakibat negatif. Jadi ya, sesekali tetap menghirup aroma bakso atau cinnamon bread sepertinya tidak ada salahnya. Give us a break, science