Tidak Lama Lagi, Mungkin Kamu Bisa Menyewa Furnitur dari IKEA

Tidak Lama Lagi, Mungkin Kamu Bisa Menyewa Furnitur dari IKEA
ISTOCK

Woaaah! *Pingsan.

Kita cinta IKEA, tapi sejujurnya seluruh uang di dunia pun tidak cukup untuk membeli dan mengikuti tren produk dari merek tersebut. Belum lagi, rumah tidak cukup gede untuk menampung barang-barang baru setiap bulan. Alhasil, seringkali dibuang atau dibiarkan membusuk di garasi.

Pada World Economic Forum bulan lalu di Switzerland, perusahaan furnitur raksasa tersebut membocorkan sebuah rencana yang akan mengatasi masalah dan mengakhiri kebiasaan buruk tersebut. 

Jesper Brodinchief executive IKEA, pada pidatonya mengatakan bahwa perusahaan tersebut sudah mengujicobakan program membeli kembali (buyback) dan meminjamkan barang untuk mengurangi sampah furnitur. 

"Kita perlu membangun kesadaran di dalam konsumer bahwa mereka tidak perlu memilikinya, tapi hanya perlu meminjamnya dan mendaur ulang kembali," kata Brodin, seperti yang dilansir oleh Telegraph. Pastinya ada biaya peminjaman, yang berbeda dari satu negara ke negara lain. "Di London misalnya, ada banyak orang yang melakukan perjalanan jauh ke tempat kerja dan mereka tidak tertarik untuk membangun rumah kedua, sehingga rental merupakan sesuatu yang lebih menarik," ujarnya. Di Asia, di Jepang misalnya, IKEA sedang mengujicobakan buyback program, yakni konsumennya bisa menjual kembali sofanya untuk didaur ulang. 

Furnitur sendiri adalah salah satu item rumah tangga yang paling jarang didaur ulang. Alhasil, barang-barang furnitur yang dibuang oleh rumah tangga dan perusahaan memenuhi tempat pembuangan sampah. Jadi tidak heran dengan statusnya sebagai retailer furnitur terbesar di dunia, IKEA merasa memiliki tanggung jawab untuk memecahkan isu lingkungan tersebut. 

"IKEA berjuang untuk mengurangi sampah dan menjadi model bisnis yang mendesain produk-produknya sehingga dapat diubah fungsinya, diperbaiki, digunakan kembali, dijual kembali atau di daur ulang dengan berbagai cara," kata Peter van der Poel, direktur pelaksana IKEA dalam sebuah siaran pers. Kira-kira kapan ya, program ini sampai ke Indonesia? Kita tunggu saja!