Heartwarming, Wanita Berhijab Bela Keluarga Yahudi yang Dilecehkan di Kereta

LifeBy Novika Dyah Pusparini
Wanita hijab terkejut (ilustrasi)

Toleransi bisa dilakukan di mana saja, seperti wanita berjilbab ini yang tampak membela keluarga Yahudi saat dilecehkan di tempat umum.

Seorang wanita berhijab dan beberapa penumpang kereta bawah tanah, tampak membela keluarga Yahudi ketika menerima pelecehan antisemitisme dari orang tak dikenal.

Insiden itu terjadi pada Jumat (22/11) sore di London Underground. Dibagikan oleh Chris Atkins dalam sebuah video yang diposting di Twitter, kisah itu pun seketika viral dan menjadi perbincangan.

Menurut Kepolisian Transportasi Inggris, seorang tersangka ditangkap karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum berupa pelecehan ras, pada hari Sabtu di Birmingham dan belum dibebaskan.

Video itu memperlihatkan seorang pria secara agresif membaca satu bagian Alkitab yang membahas soal 'sinagoge' kepada seorang pria dan anak lelaki yang mengenakan kippah (penutup kepala orang Yahudi).

"Abaikan saja dia," kata sang ayah pada putranya dalam video.

Penumpang lain, yang wajahnya tak bisa terlihat di video, kemudian mendekati pria yang membaca Alkitab tersebut, dan menyebabkan keributan di kereta.

Seorang wanita berhijab yang berdiri di dekat mereka kemudian menyela kata-kata kasar pria itu, "Ada anak-anak di sini," ungkap wanita yang diketahui bernama Asma Shuweikh tersebut.

Video itu telah ditonton 5 juta orang dan dibagikan hampir 200 ribu kali oleh orang-orang di Twitter.

Dilansir dari Sky News, Shuweikh mengatakan melihat seluruh kejadian. Sejak pria itu masuk ke kereta dan melihat keluarga Yahudi, dia seketika menghampiri dan mulai melecehkan mereka.

Bahkan menurut pengakuannya, pria itu menjadi semakin agresif saat kamera berhenti merekam pertikain mereka.

Tindakan berani dari Shuweikh bisa menjadi contoh bagi kita saat melihat tindakan pelecehan di tempat umum. Apakah kamu setuju ladies?

Selanjutnya: Seorang ibu dikecam oleh publik karena metode menyusuinya dianggap sebagai pelecehan anak. Apakah hal itu benar terbukti?