23 Puisi Cinta Romantis yang Bikin si Dia Makin Cinta

23 Puisi Cinta Romantis yang Bikin si Dia Makin Cinta
Puisi Cinta

Mau bikin si dia makin sayang? Cobalah kirim puisi cinta yang romantis ke dia. Pasti bakal buat dia makin sayang ke kamu.

Ada berbagai cara menunjukkan rasa cinta kepada pasangan. Ada yang dengan perbuatan, ada juga dengan perkataan. Biasanya yang menunjukkannya dengan perkataan bisa dengan rayuan atau malah menggunkan puisi cinta nan romantis.

Lewat puisi romantis yang diberikan, siapa juga sih pasangan yang nggak terbang waktu membacanya, atau bahkan dibacakan langsung oleh pasangannya. Pasti rasa cinta pasangan kamu bakalan bertambah berkali-kali lipat ketika dia membuka sepucuk surat berisi puisi atau ketika kamu duduk bertumpu sambil membacakan puisi tersebut.

Kalo kamu ingin menyampaikan perasaan cinta kamu kepada yang tersayang, inilah beberapa inspirasi puisi yang cocok untuk membuat dia makin jatuh hati padamu.

Puisi Cinta Romantis

“Aku sempat cemburu pada awan, yang sering kali kaupandang.”

“Pada tegukan kopi terakhirku, tercurah harap dan cita. Moga sapa pertamamu, awal kisah kita.”

"Aku tidak bisa marah, karena bagiku kau adalah anugerah terindah yang mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah. Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja, menghapus kesalku jadi tawa merekah, dan rinduku riba-tiba dipenuhi keindahan yang berlimpah."

"Senja tiba dengan rona bayangmu yang memenuhi semesta. Sejauh mataku berkaca, wajahmu seperti lampu cahaya yang memenuhi segala." 

“Waktu telah mengiringi jalan kita bersama Ada senyum yang tercanda Ada tangis yang beriring air mata Semua adalah kenang terindah hidupku Tentangmu, Aku mencintaimu.”

“Kamu itu majas terlihat rumit dan lain. Tapi penuh keindahan.”

Baca Juga: Punya Pacar Baru: Berapa Kali Sebaiknya Bertemu agar Langgeng?

Puisi Cinta Rindu

“Ada jarak yang terbentang karena rindu Ada cerita yang terbuat karena jarak Aku percaya, ceritamu dan ceritaku akan jadi cerita kita saat kita bertemu.”

“Di setiap pagi, ada yang mulai menggelitik sanubari. Syair yang kau tulis mewakili isi hati, bagaimana kabarmu hari ini, Bidadari?”

“Waktu menguji kita dengan perpisahan.  Jarak menguji kita dengan rindu, dan air mata adalah hujan yang ikhlas jatuh di dada masing masing.”

“Waktu mengapa begitu lambat beradu Sementara hati kian sendu Datanglah di mimpiku Dimana dunia tak mampu menolak Kemegahan cinta kita yang terindukan”

“Aku berada di ujung geliat rindu yang tinggal menunggu hari pengejawantahannya… di dekatmu, bersamamu. Mungkinkah menjelma nyata?”