5 Kalimat Sederhana untuk Mengajarkan Anak Lebih Disiplin

5 Kalimat Sederhana untuk Mengajarkan Anak Lebih Disiplin
ISTOCK

Terkadang lebih singkat memang lebih jelas. 

Kamu mungkin sering lupa daftar belanja bulanan dan tanggal ulang tahun setiap anggota keluarga di grup WhatsApp, tapi taruhan, satu hal yang kamu hapal di luar kepala adalah daftar strategi menghadapi si kecil ketika dia sedang berubah menjadi Dudley Dursley. Sederet metode ini mengalami transformasi karena misalnya mantra A tidak semempan dua bulan yang lalu. Bahkan ketika kamu bukan orang yang kreatif, tapi ketika sudah berstatus ibu atau ayah, yah... dituntut (mau tidak mau) memiliki imajinasi ala J.K. Rowling. Termasuk, seperti sekarang ini: kamu sedang menerapkan siasat 'ngobrol panjang kali lebar kali tinggi' ketika berunding dengan anak tentang subjek tertentu. Akan tetapi, lebih sering tamat dengan rasa lelah dibandingkan dengan kesepakatan.

"Ada batas seberapa banyak penjelasan bertele-tele bisa diproses oleh otak yang sedang berkembang," jelas Joan Ershler, Ph.D, seorang ahli masa pertumbuhan di Universitas Wisconsin kepada publikasi Parents. "Apa yang kamu sampaikan bisa hilang di tengah lautan kata-kata, sehingga kalimat singkat dan jelas adalah solusi yang lebih tepat." Di antaranya adalah sebagai berikut: 

  • "Ayah/Ibu tahu, susah memang."

Pengakuan dari orangtua bahwa apa yang dikerjakan anak memang susah bisa membantu menenangkan anak yang sedang emosi. Jangan lupa mengatakannya dengan ekspresi tulus dan tepukan di bahu. 

  • "Jalan, ya."

"Ketika kamu mengatakan, 'Jangan lari' atau 'Berhenti berantem,' tidak hanya anakmu harus menghentikan apa yang dilakukannya, dia juga harus memikirkan tentang apa yang harus dilakukan setelahnya," kata Dr. Eshler. Jadi, kalimat seperti, "Jalan, ya" lebih membantunya. 

  • "Ayah/Ibu nggak ngerti ketika kamu ngomong dengan suara begitu." 

Ganti kalimat andalanmu "Stop merengek" dengan kalimat ini. Lalu, saat si kecil sudah bisa berbicara dengan suara normal, ingat untuk memuji usaha dan terangkan mengapa berbicara dengan intonasi normal adalah pilihan bagus.

  • "Ayah/Ibu terlalu cinta sama kamu meributkan hal tersebut."

Publikasikan ini menyakini bahwa kalimat ini adalah sakti mandraguna untuk mengakhiri rengekan dan perdebatan yang tidak ada ujungnya. 

  • "Coba lagi." 

Salah satu taktik yang disarankan untuk menghadapi situasi seperti jeritan, atau anak merebut mainan dari orang lain. "Anak-anak bisa lebih kooperatif jika mereka merasa memiliki kendali atas sebuah situasi, sehingga mengatakan sesuatu seperti ini atau 'Ayo, coba diperbaiki' sama dengan memberikan mereka kesempatan untuk memilih sikap yang lebih baik," tulis publikasi tersebut. 

Selanjutnya: Itu formulasi ketika menghadapi si kecil, sementara ini adalah taktik ketika kamu dibombardir dengan pertanyaan 'penuh perhatian' seperti 'kapan kawin?'