Aturan Jadul Dalam Rumah Tangga yang Perlu Dilupakan

Aturan Jadul Dalam Rumah Tangga yang Perlu Dilupakan
iStock

Kamu berencana menikah? Lupakan tujuh aturan ‘jadul’ ini ya agar rumah tangga lebih harmonis. 

Kita sekarang hidup di era milenial dan teknologi serba canggih. Kesetaraan gender pun sudah merata baik pria maupun wanita, termasuk dalam mengurus rumah tangga. Tidak melulu pria yang harus mencari nafkah walaupun kewajibannya tetap dipegang oleh laki-laki. 

Saat kamu berencana menikah, mungkin calon pengantin akan ‘dihujani’ berbagai nasihat orangtua. Tidak perlu semua nasihat kamu terapkan, cukup fokus pada hubungan kalian berdua. Memang apa saja ya nasihat atau aturan jadul yang perlu dilupakan?

  • Harus segera punya anak

img

Tak perlu heran setelah menikah banyak yang menanyakan kamu sudah hamil atau belum. Itu biasa walaupun lama-lama bisa menjengkelkan. Terkadang, pertanyaan tersebut sensitif tapi kamu tidak perlu stres yang hanya merugikan diri sendiri. Aturan orangtua zaman dulu setelah menikah harus segera punya anak tidak harus berlaku di masa sekarang.

Punya anak sepenuhnya keputusan kamu dan pasangan. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk usia atau kondisi dirimu sendiri. Harapan keluarga ya pasti menjadi pertimbangan tapi jangan sampai membebani.

  • Tidak ada batasan antara suami dan istri

img

Sebagian besar dari kita percaya bahwa pasangan menikah itu dua tubuh dengan satu jiwa yang seharusnya tak ada batasan antara mereka. Meski masing-masing sudah menjadi ‘hak milik’ tapi sangat penting memiliki beberapa batasan yang sehat. 

Setiap orang membutuhkan ruang pribadi dan itu terus berlaku bahkan setelah menikah. Jadi, wajar saa jika kamu tidak ingin berbagi detail rekening bank dengan suami. Namun pastikan kalian sudah berbagi yang lainnya serta membuat keputusan bersama agar tidak ada kesalahpahaman. 

  • Hanya perempuan yang bertugas di dapur

img

Banyak perempuan menghadapi tekanan untuk mengasah kemampuan memasak mereka terutama di depan ibu mertua. Jangan seperti itu, nanti stres lho. Pernikahan adalah pembelajaran dalam hidup termasuk ‘bekerja’ di dapur. Kini tak hanya perempuan yang bisa mengurus dapur rumah, pria pun dapat melakukannya. 

  • Hanya laki-laki yang mencari nafkah

img

Kalau keuangan rumah tanggumu cukup memenuhi kebutuhan hanya dari penghasilan suami ya tidak masalah. Namun kalau kurang bagaimana? Jangan memberi tekanan pada pasangan, apalagi sampai mengeluh terus ke suami karena keuangan rumah tangga yang kurang. Itu bisa membuat hubungan pernikahan retak. KIni pasangan bisa bekerja sama-sama sehingga mereka belajar berbagi tanggung jawab termasuk soal keuangan dan urusan rumah tangga. 

  • Cerita masalah rumah tangga ke orangtua

img

Seringkali, anggota keluarga menyarankan untuk bercerita semua masalah rumah tangga ke orang-orang yang dituakan. Duh, ada masalah-masalah tertentu dalam rumah tangga yang sebaiknya tidak diceritakan kepada orang ketiga karena bisa membuatnya semakin runyam. Pasangan suami-istri harus bisa memilah mana masalah yang dapat diceritakan ke orang ketiga (termasuk orangtua) mana yang tidak. 

  • Tidak ada lagi me time

img

Memang benar, pernikahan itu memikul tanggung jawab orang lain. Kamu perlu memikirkan anak dan suami tapi seharusnya juga mengurus diri sendiri. Seorang perempuan juga harus memikirkan kebutuhannya dan sesekali memprioritaskan apa yang diinginkannya dari kehidupan. Intinya punya me time...

Selanjutnya: kenapa pria lebih cepat kurus dibandingkan perempuan? Jawabannya ada di sini