Bagaimana Agar Pernikahanmu Tidak Berakhir di Kantor Pengacara Perceraian

Bagaimana Agar Pernikahanmu Tidak Berakhir di Kantor Pengacara Perceraian
ISTOCK

Tips dari seorang pengacara perceraian.

Belum sepenuhnya "sembuh" dari berita perceraian Chris Pratt dan Anna Faris, minggu ini kita terkena serangan jantung lagi saat mendengar Channing Tatum dan Jenna Dewan mengumumkan kabar yang sama melalui media sosial (sepertinya cara terkini untuk memproklamirkan kabar serius). Sulit diterima dan berduka—terutama mereka yang menonton Step Up berkali-kali. 

Tidak ada orang yang ingin bercerai. "Mereka mungkin siap dan bisa menghadapinya ketika berada di dalam situasi tersebut, tapi mereka tidak pernah mengarahkan GPS hati mereka ke arah sana," tulis James J. Sexton, Esq., seorang pengacara perceraian di New York dan penulis buku "If You're In My Office, It's Already Too Late — A Divorce Lawyer's Guide to Staying Together" di Psychology Today. Sexton mengatakan dari pengalamannya menjadi pengacara perceraian dia belajar tentang apa yang bisa membuat hubungan hancur. Dan meskipun kita tidak tahu (dan tidak perlu tahu) alasan berakhirnya pernikahan Tatum dan Dewan, Sexton menuliskan bahwa ada cara-cara untuk membuat hubunganmu "anti cerai". Berikut tips dari seseorang yang sudah berkecimpung di isu ini selama lebih dari dua dekade dan "membantu kematian dari lebih 1000 pernikahan." 

1. Menjadi Tim Penyemangat

Tidak bisa dipungkiri, melanglang buana dan mengintip postingan jutaan orang di media sosial bisa membuat kita putus asa. Merasa si A selalu lebih cantik, rapi, dan bahagia padahal memiliki dua balita (bagaimana mungkin dia bisa melakukannya!)—sementara kita selalu dasteran. Jangankan mandi, gosok gigi saja hanya bisa satu kali sehari! Alhasil, kita merasa sebagai orangtua dan pasangan. Dalam situasi dan kondisi sosial seperti sekarang ini, Sexton menyarankan untuk selalu menjadi penyemangat pasangamu. Alih-alih bergabung ke dalam tim (anggotanya bisa keluargamu, temanmu, atau orang-orang terdekat) yang selalu menyinyiri pasanganmu, lebih baik "sampaikan rasa penghargaanmu kepada pasanganmu melalui afeksi. Tahan godaan untuk membandingkannya dengan bayangan ideal yang ada di kepalamu, atau apa yang digambarkan sebagai pasangan 'sempurna' di dalam film romantis," tulis Sexton. Puji dia, tidak peduli itu kesuksesan kecil atau besar. 

2. Berlaku Adil dan Baik Hati

Menurut Sexton kemitraan yang sukses adalah dimana kedua pihak saling melengkapi. Artinya, "satu pihak hebat dalam area-area dimana pihak lain lemah dan begitu sebaliknya. Persamaan total bukanlah tujuan utama," tegasnya. Misalnya, saat pasanganmu mengalami hari yang menyebalkan, tahan diri untuk berkeluh kesah tentang hal yang sama; berkompetisi dan memenangkan permainan, 'ayo, hari siapa yang lebih horor'—tidak ada gunanya, malah akan membuat kalian berdua putus asa. "Ekuitas atau keadilan adalah tujuan utama. Pay it forward. Berbuat baik dan berikan pujian. Sesekali nomor duakan kebutuhanmu dan berikan pasanganmu dukungan dan semangat yang sama yang akan kamu berikan kepada seorang teman dekat. Bantu pasangan untuk menemukan kebahagiaan dan pusat hidupnya, dan idealnya, mereka akan menolongmu menemukan hal yang sama," anjurnya. 

3. Jaga Hubungan Intim

Yeah, yeah, jika umur pernikahanmu sudah bertahun-tahun, bisa jadi hal ini sudah tidak lagi menjadi prioritas—hanya token. Padahal merasakan ketertarikan fisik dan merasa masih menarik secara fisik adalah salah satu yang membuat pernikahan tetap menarik. Mungkin preferensi dan keinginanmu sudah berubah total sejak malam pertama, itulah sebabnya diskusikan dengan jujur. Sejodoh atau secinta mati apapun kalian, belum tentu pasanganmu bisa membaca pikiranmu—dan itu bukan karena dia bodoh atau kurang peka. Jadi, ungkapkan dengan kata-kata. Dan, "Kasarnya: makanan apapun yang disajikan oleh restoran tersebut—bahkan ketika menunya berubah atau kurang menarik. Pasalnya, kemungkinan lain yang bisa terjadi bukanlah kelaparan. Yakni makan di luar," tuturnya. Atau kasarnya: terjadi perselingkuhan.  

4. Sadari Tidak Ada Manusia yang Bisa Segalanya

Ulangi: tidak ada manusia yang sempurna, termasuk pasanganmu. Ekspektasi kita bahwa dia seharusnya super dalam segala hal, harus hadir 100% setiap waktu, terkadang merupakan penyebab rusaknya hubungan. Ingat: Mr. Darcy atau Mr. Grey hanya ada di novel. Mungkin kamu sebal karena dia terlalu banyak makan nasi (karbohidrat), tapi di sisi lain dia dengan senang hati bangun tengah malam dan mengganti popok si kecil. Tidak ada gunanya menghabis-habiskan energi dan waktu untuk mendaftar kegagalan dan kekurangan pasanganmu. Lebih baik buat daftar karakter prioritas yang bisa membuat hubunganmu sukses—mana yang lebih penting karbo atau suportif? "Jangan melihat cinta sebagai sesuatu biner. Tolak perspektif [yang bilang] kalau sebuah pernikahan tidak sempurna, artinya menyebalkan. Seorang pasangan yang bisa memenuhi kebutuhanmu pada berbagai kesempatan merupakan sebuah keberuntungan besar."

5. Ingat: Pernikahanmu Juga Bisa Selesai

Membaca berita Tatum dan Dewan bercerai, kita ikut prihatin—tapi berpikir bahwa skenario yang sama tidak mungkin terjadi dengan pernikahan kita. Tidak mungkin. Salah. Menurut Sexton membicarakan perceraian bukan berarti ada impian untuk bercerai—ketuk meja tiga kali. "Sebuah percakapan mengenai perceraian adalah percakapan tentang hubungan yang rusak jika pernikahan berakhir. Dan kamu tahu percakapan itu mengenai apalagi? [Mengenai] koneksi yang kamu miliki dengan pasanganmu," lanjutnya. Sexton menjelaskan bahwa ketika kita sadar bahwa pasangan kita tidak akan ada selamanya, melainkan sebuah kado terindah dan sifatnya dipinjamkan, hal ini akan membuat kita menjaganya. "Kita cenderung memperlakukan sesuatu dengan lebih hati-hati ketika tetap sadar dengan fakta bahwa mereka sangat rapuh," imbuhnya. Jadi, "jangan balikkan sesuatu yang awalnya penuh dengan cinta dan optimisme menjadi tumpukan ketidakbahagiaan jika bisa dihindari," tegasnya.