Bagaimana Berbicara tentang Berat Badan dengan Anak?

Bagaimana Berbicara tentang Berat Badan dengan Anak?
ISTOCK

Hati-hati saat mendiskusikan berat badan dengan anak. Tidak hanya bagi orang dewasa, topik ini juga sensitif bagi mereka.

"Apakah aku gemuk?" tanya seorang anak. 

No parents wants to hear that question – apalagi, jika itu adalah kenyataan. Namun anak sangat mungkin mengajukan pertanyaan berkaitan dengan berat badan mereka – at some point of their lives.

Kebanyakan anak-anak berpikir tentang berat badan. Di usia semuda SD saja, anak-anak perempuan telah menyuarakan ketakutannya menjadi terlalu gemuk. Tak hanya pada anak perempuan, beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa sebagian besar anak dan remaja laki-laki mulai menjadi weight-conscious.

"Apakah anak kelebihan berat badan atau hanya berpikir dia memiliki masalah berat badan, itu harus menjadi perhatian, karena dapat mengarah ke berbagai hal lainnya, dan menjadi masalah bagi orangtua,” kata Annie Lutfia Perbowo, Psikolog Klinis RS. Syarif Hidayatullah Ciputat.

Yang pertama harus dilakukan orangtua adalah untuk mengecek pada profesional, apakah anak betul-betul memiliki masalah berat badan. "Pertimbangkan membuat jadwal pemeriksaan untuknya dengan dokter," Annie menyarankan. Seorang tenaga kesehatan profesional dapat memberitahu jika berat badan anak berpengaruh negatif terhadap kesehatannya dan memberikan saran apa yang harus dilakukan jika memang itu yang terjadi.

Jika anak memang memiliki isu berat badan, menurut Annie ada banyak cara untuk mendiskusikannya tanpa menyakiti perasaan anak dan membantunya menemukan cara untuk menjadi sehat.

Jangan memberikan label anak sesuai dengan berat badannya

Berapapun umur anak, baik di usia 5-6 tahun maupun remaja, labeling dari orangtua yang berkaitan dengan berat badan dapat menyakiti perasaan, bahkan jika orangtua tidak bermaksud negatif, kata Annie. "Sebagai seorang psikolog, saya tidak menggunakan kata 'obesitas' atau 'kelebihan berat badan' dengan anak-anak. Sebaliknya, saya berbicara tentang kesehatan, dan bagaimana memiliki tubuh yang sehat adalah suatu hal yang penting. Anak-anak harus diajarkan untuk memandang dirinya secara realis,” katanya.

Untuk alasan yang sama, hindari memanggil anak-anak gendut, chubby, atau istilah lain yang membuat penilaian tentang penampilan mereka. Cobalah untuk membatasi berbicara tentang penampilan sendiri atau orang lain. Misalnya pada saat makan, jika berbicara terlalu sering dan banyak tentang ingin melangsingkan tubuh, anak-anak terutama usia remaja lebih mungkin untuk merasa khawatir tentang tubuh mereka sendiri.

Bicara jujur

Annie membeberkan bahwa orangtua harusnya tidak berbohong kepada anak tentang berat badan, misalnya dengan mengatakan ‘Nggak, kamu tidak gemuk, kok’. Berbicara tentang hal itu dengan jujur, meski tetap berhati-hati, supaya anak tidak terobsesi dengan ukuran badannya, terutama bagi remaja usia 15 tahun ke atas adalah sesuatu yang sangat disarankan. “Fokuslah pada hal-hal positif seperti bakat dan prestasinya, seberapa cantik senyumnya dan bagaimana ia adalah anak yang menyenangkan. Berikan dia pujian, dan terlepas dari ukuran tubuhnya, selalu ingatkan anak tentang betapa orangtua sangat menyayanginya. Yang paling diinginkan anak sesungguhnya adalah penerimaan dari orangtua.”

Buat anak merasa kesehatan adalah hal yang penting

Percakapan dengan anak tentang berat badan bisa jadi sulit bagi setiap orangtua. Akan tetapi ingatlah, apa yang dikatakan tidak memiliki pengaruh sebesar hal-hal yang dilakukan oleh orangtua. Jika anak memiliki masalah berat badan, cara terbaik untuk membantunya menjadi lebih sehat adalah dengan membuat seluruh anggota keluarga berusaha menganut gaya hidup sehat dengan makanan yang baik dan olahraga teratur, sama dengan sang anak. “Dengan cara seperti itu, anak tidak akan merasa terkucil dan justru merasa mendapat dukungan untuk mencapai kondisi yang lebih baik,” kata Annie.

Dan sistem reward bisa digunakan ketika anak berhasil menjalani pola hidup sehat, misalnya ketika anak makan sepotong buah dan satu porsi sayuran setiap hari selama seminggu. Meskipun begitu, pilih reward secara hati-hati: buatlah rencana menonton film bersama atau kunjungan ke tempat yang diinginkan anak, bukannya makan di restoran.

Bekali anak dengan berbagai keterampilan

“Anak, terutama yang masih berkembang, harus dibekali dengan bermacam keterampilan yang sesuai dengan minatnya. Sehingga, walaupun ia memiliki fisik yang lemah, ia tetap mempunyai sesuatu untuk dibanggakan dan tidak merasa tersisih atau berbeda dari teman-temannya yang lain,”  tutup Annie.