Bagaimana Jika Pasanganmu Terlalu Romantis?

Bagaimana Jika Pasanganmu Terlalu Romantis?
Bagaimana Jika Pasanganmu Terlalu Romantis

Sedikit-sedikit memberikan kejutan. Apapun namanya, segala sesuatu yang "terlalu" itu kurang menyenangkan.

Termasuk, jika pasanganmu terlalu romantis. Apa-apa, memberikan kejutan. Setiap hari membelikan bunga atau cokelat. Sebulan, dua bulan sih, membuat bahagia tujuh lapisan kue legit, tapi lama-lama... overdosis. Muak. Muntah. "Putus aja, apa ya?" 

Menurut Psikolog Tentang Orang Romantis

Menurut Irma Gustiana A, M.Psi, Psi., seorang psikolog anak dan keluarga dari Irma and Co., “orang yang romantis memiliki karakteristik yang perhatian. Biasanya secara lisan sering mengucapkan kata-kata cinta dan sayang, ataupun sering memuji pasangannya. Dari segi perilaku juga ditunjukkan dengan perbuatan misalnya memeluk, mencium, maupun memberikan kejutan.”

Level Romantis yang Berlebihan

Kebanyakan orang romantis di luar sana yang kita kenal mungkin melakukan itu. Namun bagaimana jika level romantis yang ia beri berlebihin, membuat sesak nafas, dan tidak jarang dan mengganggu. Apalagi jika kita sedang di tengah keramaian. Walaupun orang lain yang melihatnya akan berujar, "awso sweet." 

“Untuk menguranginya mungkin dengan cara asertif. Katakan kepadanya, bahwa ia tak perlu bersikap berlebihan dalam memperlakukan pasangannya di depan orang banyak. Dengan apa yang ia lakukan selama ini, pasangan sudah paham bahwa ia sangat dicintai dan sudah diberikan perhatian," kata Irma.

"Tetapi perlu juga perhatikan, mungkin saja hal itu memang caranya menyatakan cinta, sehingga pasangan harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan romantisnya,” ujar Irma.

Posesif dan Overprotektif

Namanya mencintai seseorang biasanya perasaan menggebu-gebu, rasanya ingin memberikan perhatian dan bersender melulu. Namun harap diwaspadai jika semua itu kemudian mengarah ke tahap super duper posefif dan overprotektif. 

"Kalau dari sisi psikologis, jika pasangannya bisa menerima dan nyaman dengan tingkah laku romantisnya maka tidak ada yang salah dan perlu ditakuti. Namun, beda dengan pasangan yang pencemburu berat atau overprotect, menjadi seorang stalker yang sering membuntuti pasangannya, curiga berlebihan," ujar Irma.

Untuk situasi ini menurutnya, "bisa jadi memang ada pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan di masa lalunya, sehingga mengalami kecemasan tingkat tinggi dan mengarah pada persoalan mental.”

Baca juga : Apa yang Kamu Perlu Tahu Saat Mencari Pacar di Usia 30an