Bagaimana Membangun Kembali Kepercayaanmu Terhadap Pasangan yang Sudah Mulai Tergerus

Bagaimana Membangun Kembali Kepercayaanmu Terhadap Pasangan yang Sudah Mulai Tergerus
ISTOCK

Soak.

Pernahkah kamu berbohong, atau malah dibohongi—berkali-kali oleh pasangan? Apa yang terjadi dengan kepercayaan yang mendasari hubungan cinta tersebut? Pastinya, tidak akan lebih baik dari situasi Jose Mourinho dan Manchester United saat ini. 

“Kepercayaan dalam suatu hubungan dapat dimaknai sebagai tiang atau fondasi dari hubungan yang akan di bangun. Karena itulah sangat penting membangun kepercayaan untuk mengembangkan kualitas,” kata Rena Masri, M. Psi, Psikolog., seorang psikolog klinis dari Q Consulting dan pendiri Cinta Setara. Dan, “jika suatu hubungan tidak dilandasi oleh kepercayaan satu sama lain, maka hal negatif akan terjadi dalam hubungan tersebut. Misalnya saja, saling curiga, tidak percaya, bohong, tidak tenang, resah dan masih banyak lagi. Semua ini dapat menyebabkan pasangan menjadi tidak lagi enjoy dalam menjalani kebersamaan mereka. Pada akhirnya hubungan dapat berujung pada ketidakbahagiaan," lanjutnya. Dengan kata lain, seperti yang kita sudah tahu, kepercayaan perlu dijaga dan ditata sehingga hubungan memiliki masa depan, dan kamu berdua aman, nyaman dan bahagia. 

Namun, seperti kata pepatah, tidak ada asap kalau tidak ada api, atau selalu ada udang di balik air laut, alias seseorang berbohong pasti ada alasannya. Bagaimana jika seandainya seseorang berbohong demi kebaikan, harusnya tidak merusak kepercayaan toh?

"Jika itu yang terjadi, pertama-tama kita harus berdiskusi terlebih dahulu," jawab Rena. "Apa yang membuat pasangan tidak mempercayai kamu lagi? Apa yang pernah kamu lakukan sehingga kepercayaan itu hilang? Setelah kita mengetahui alasan dan penyebabnya, baru dapat kita telaah bagaimana cara untuk memperbaiki hubungan ke depan,” ujarnya.

Nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Bubur sudah terlanjur basi. Lantas bagaimana membangun kepercayaan lagi? Menurut Rena, ada beberapa solusi untuk keluar dari kebasian itu dan menata kembali kepercayaan, antara lain:

Rena juga menuturkan untuk membuktikan bahwa yang niat kita baik adalah dengan komunikasi. “Kita harus mengomunikasikan itu semua kepada pasangan, teman, ataupun keluarga kita. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita melakukan komunikasi yang baik, yang dapat diterima dan dimengerti oleh pasangan. Bukan berkomunikasi yang akhirnya menimbulkan pertengkaran," tuturnya. Ah, komunikasi memang terkadang bukanlah forte kita. Jangankan untuk membeberkan sebuah hal, mengucapkan terima kasih saja sulit!

Namun, tetap semangat! Jika memang masih bisa diselamatkan dan kepercayaan masih bisa diperbaiki dengan suasana positif—lakukan dan mulai dengan memperbanyak frekuensi percakapan berkualitas, dan kurangi melirik ponsel dan media sosial saat sedang bersama pasangan. Dan jika kamu butuh inspirasi tentang bagaimana berkomunikasi, lakukan metode active-constructive. Begini caranya