Bagaimana Mendiagnosa Kesehatan Hubungan Cintamu

Bagaimana Mendiagnosa Kesehatan Hubungan Cintamu
ISTOCK

Hanya butuh lima menit.

Setiap hubungan, terutama yang bersifat romantis, memiliki periode naik-turun. Suzanne Degges-White, PhD, penulis buku Toxic Friendships, dan penasehat hubungan perempuan dan transisi perkembangan, memberikan cara-cara untuk mengukur hubungan yang sehat dalam Psychology Today. Menurutnya, ada beberapa pertanyaan yang patut diajukan kepada diri sendiri untuk menakar apakah hubunganmu dan si dia masuk kategori sehat. Berikut beberapa di antaranya. 

Apakah memenuhi keinginan pasangan membuatmu bersemangat dan berpuas diri atau malah kesal?

Setiap hubungan romantis menuntut kompromi dan sesekali memang harus mendahulukan kebutuhan pasangan. Dalam sebuah hubungan yang sehat, memenuhi kebutuhan pasangan seharusnya membuatmu merasa seperti memenuhi kebutuhan sendiri. Kamu akan ikut merasa puas dan senang karena pasanganmu senang. 

Apakah memperoleh hasil atau keuntungan yang selama ini kamu cari?

"Idealnya sih, dapat pasangan yang begini, begitu, bla bla," begitu ujarmu. Sah-sah saja, dan meskipun berada di dunia nyata, bukan berarti kita harus melepaskan segala ekspektasi dasar tersebut. Misalnya, ekspektasi tentang menjadi orang yang lebih baik setelah menjalin hubungan, atau tentang ingin memiliki pasangan dengan perspektif sama atas kehidupan sehari-hari dan rencana jangka panjang. Jika belum sinkron, sebaiknya diskusikan untuk memastikan kalian berdua memperjuangkan hal yang sama atau melakuan sesuatu untuk kembali ke jalur yang benar.

Apakah harga dari hubungan ini berbanding lurus dengan hasilnya?

Seperti yang disebutkan di atas, kompromi dan pengorbanan terkadang dibutuhkan, tapi seharusnya tidak membuatmu seperti selalu harus mengalah untuk setiap mencapai sebuah tujuan. Jika kamu merasa bahwa apa yang diberikan kepada hubungan tersebut melebihi apa yang didapat, mungkin ini adalah masa yang tepat untuk meninjau ulang apakah hubungan tersebut memang baik untukmu.