Bagaimana Mengajarkan Anak untuk Menerima Temannya yang Berbeda

Love
ISTOCK

... Dalam hal penampakan fisik.

Dari sekian banyak video yang menjadi viral beberapa akhir ini, salah satunya adalah #standwithkeaton. Di dalam video yang direkam oleh ibunya tersebut, Keaton Jones (11 tahun, dari Tennessee, AS) dengan terisak bertanya: "Cuma penasaran, kenapa orang mem-bully? Apa yang didapat dari melakukan hal itu?.... Kenapa orang senang mengolok-olok orang tidak bersalah dan mencari-cari cara untuk menyakiti orang lain?" Di video tersebut, Keatan menceritakan bagaimana beberapa siswa di sekolahnya mengek-ejek bentuk wajahnya dan hidungnya, menyiram susu dan menaruh ham di dalam bajunya. "Itu sama sekali tidak OK. Setiap orang berbeda dan kita perlu mengkritik tentang hal itu. Itu bukan salah mereka," katanya dengan air mata bercucuran. FYI, bekas luka yang terdapat di wajahnya, merupakan bekas operasi karena dirinya terlahir dengan tumor

Video ini menarik perhatian banyak orang, terutama orang-orang terkenal seperti Katy Perry, Demi Lovota, Selena Gomez, Millie Bobby Brown, Justin Bieber, Chris Evans, Mark Hamil, Jennifer Lopez, dan masih banyak lagi. Agak sulit untuk tidak menitikkan air mata saat menonton video tersebut dan sepertinya Keaton menangis bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga korban bully lainnya.

Seorang psikolog bernama Angela Grippo Ph.D menuliskan di Psychologytoday bahwa perbedaan bentuk wajah bisa menjadi penyebab siswa-siswa lain mem-bully mereka. Dan bully bisa mengakibatkan siswa yang menjadi korban "merasakan kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri berkurang, depresi," tulisnya. 

Berita bagusnya adalah: "Ada cara-cara yang terbukti bisa mencegah bully dan efek-efek negatifnya. Salah satunya adalah dengan menolong anak untuk mengembangkan kemampuan mendukung temannya yang terlihat berbeda. Hal ini bisa terjadi jika lingkungannya menerapkan kebaikan hati sebagai norma utama," katanya. 

Untuk mencapai hal tersebut, orangtua harus berperan aktif dan Angela memberikan beberapa tips yang bisa diadopsi oleh keluarga. 

1. Jadilah contoh. Menurut Angela ini merupakan cara terbaik untuk mengajarkan anak bagaimana memperlakukan orang lain. "Ajarkan kepada anakmu bahwa ucapan kita memiliki kekuatan dan kita harus memilihnya dengan bijak." Orangtua harus belajar memilih kata-kata yang tepat, misalnya tidak menggunakan kata "cacat" melainkan "disabilitas"; dan jika mendengar anak salah mengatakannya, selalu koreksi. 

2. Cari persamaan. Angela berargumen bahwa meskipun sepertinya terdapat perbedaan fisik, dorong anak untuk menemukan persamaan dengan temannya tersebut, misalnya dalam hal hobi. 

3. Bantu anak untuk mengembangkan empati. Diskusikan efek tindakannya bagi orang lain dan ajar untuk selalu memiliki cara pandang "coba, tempatkan dirimu di situasi orang tersebut." Hal ini mungkin akan membantu anak untuk mengerti rasanya diperlakukan tidak adil. 

4. Ciptakan lingkungan dan kebiasaan dimana anak bisa berbicara dengan nyaman kepada orangtua atau orang dewasa tentang apa yang terjadi di sekolah atau tempat lain. Dan bagaimana membantu mereka yang di-bully. Gunakan berita atau film untuk memulai diskusi tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain yang memiliki perbedaan. 

5. Jangan stop mendiskusikan hal ini di rumah. Mulailah berbicara dengan orangtua lainnya dan lingkungan sekitar agar kepedulian anti-bully ini tidak berhenti, dan saling mengingatkan agar baik hati kepada siapapun.